MARKUSIP: SEPENGGAL KISAH ASMARA MUDA-MUDI TAPANULI SELATAN TEMPO DOELOE

0
3803

Oleh Miftah Roma Uli Tua, S,S

*Booklet pada Balai Pelestarian Nilai Budaya Banda Aceh tahun 2014

Markusip merupakan sebuah aktivitas memadu kasih yang biasa dilakukan oleh muda-mudi di Tapanuli Selatan pada masa lalu. Markusip merupakan sebuah tradisi lama yang telah menyebar dan diwariskan dari generasi kegenerasi berikutnya secara lisan dengan bentuk yang relatif tetap. Tidak ada yang mengetahui siapa orang pertama yang menciptakannya hingga dianggap sebagai milik bersama oleh masyarakat Mandailing dan Angkola yang mendiami Tapanuli bagian Selatan, Provinsi Sumatera Utara.

Markusip merupakan suatu tradisi yang unik. Markusip hanya bisa dilakukan pada malam hari hingga larut dengan diam-diam dan serahasia mungkin, tidak dapat dilakukan pada siang hari. Tradisi ini kemungkinan hanya ditemukan pada etnik Mandailing dan Angkola saja, karena dari sekian banyak etnik yang mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara, tidak ditemukan tradisi yang serupa dengan tradisi markusip ini. Tentu sangat menarik untuk membicarakan tradisi markusip ini sebagai bagian dari keragaman khasanah kebudayaan etnik Nusantara.

            Didalam teknis pelaksanaannya, Markusip tidak lepas dari aturan adat-istiadat yang berlaku pada masyarakat Mandailing dan Angkola. Tradisi markusip ini berlangsung dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui proses belajar kebudayaan, yang berlandaskan kepada konsep-konsep, nilai-nilai, aturan-aturan, maupun norma-norma yang berlaku dan dianut oleh masyarakat Tapanuli Selatan.

            Orang Mandailing dan Angkola di masa lampau hidup dengan aturan adat yang ketat. Hampir semua aspek kehidupan warganya diatur oleh nilai-nilai budaya atau adat-istiadat, termasuk dalam urusan pergaulan antara muda-mudi. Adat-istiadat mereka di masa lampau memantangkan pergaulan bebas antara muda-mudi, sehingga proses penjalinan kasih atau percintaan antara seorang pemuda dengan seorang gadis harus dilakukan degan berlandaskan nilai-nilai budaya. Dalam konteks seprti itulah praktik markusip tumbuh dan berkembang menjadi tradisi pergaulan muda-mudi di Tapanuli Selatan.

            Tradisi markusip telah hilang dari tengah-tengah masyarakat Tapanuli Selatan masa kini. Tulisan ini diharapkan dapat memberi pengayaan terhadap pengetahuan mengenai suatu tradisi masyarakat yang sudah punah, dalam hal ini tradisi markusip sebagai bagian dari tradisi pergaulan muda-mudi di kalangan masyarakat Mandailing dan Angkola di Tapanuli Selatan.

            Tulisan ini juga diharapkan dapat memberikan sedikit gambaran tentang sekuel kehidupan masyarakat Tapanuli Selatan pada masa lalu, juga sebagai pengingat bagi generasi muda saat ini bahwa ada, bahkan tidak sedikit dari tradisi-tradisi luhur milik nenek moyang kita terdahulu yang telah hilang ditelan zaman.