Stabat-Kemah Kerja Budaya (KKB) 2017, yang diikuti oleh 60 orang pemuda/i yang berasal dari komunitas pemuda dan perguruan tinggi di Aceh dan Sumatera Utara, telah sukses digelar oleh BPNB Aceh. Kegiatan ini dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Langkat, dr. H. Indra Salahudin, M. Kes., MM., bertempat di Aula PKK Kabupaten Langkat.

Sekda Kabupaten Langkat didampingi Kepala BPNB Aceh saat seremoni pembukaan KKB.
Sekretaris Daerah Kabupaten Langkat, dr. H. Indra Salahudin, M. Kes., MM. (tengah kiri) beriring bersama Kepala BPNB Aceh, Irini Dewi Wanti, SS., M. SP. (tengah kanan), disambut silat Melayu saat memasuki Aula PKK Kabupaten Langkat tempat berlangsungnya seremoni pembukaan kegiatan Kemah Kerja Budaya 2017.

Selama empat hari kegiatan KKB, tanggal 05 s/d 08 September 2017, para peserta diinapkan di rumah penduduk Dusun Ampera I Desa Stabat Lama Barat, Stabat, Kabupaten Langkat. Di sini mereka hidup sementara bersama induk semang dan belajar segala hal tentang kehidupan orang Melayu yang merupakan masyarakat asli yang menempati Dusun Ampera.

Kemah Kerja Budaya (KKB) 2017, dengan tema “Rindu Pulang Kampung”, ini dirancang sebagai kegiatan interaktif antara aktivis pemuda/mahasiswa dengan kelompok kebudayaan Melayu untuk mendapatkan pengalaman berada di lingkungan Melayu yang menjadi landasan kebudayaan Indonesia sebagai negara-bangsa. Oleh karenanya, “menceburkan” peserta dalam ligkungan Melayu jadi pengikat pengalaman bersama, memahami kebudayaan Melayu dan Indonesia serta bagaimana menjadikan kebudayaan ini sebagai modal sekaligus kekuatan sosial.

Dusun Ampera I.
Dusun Ampera I Desa Stabat Lama Barat, Stabat, Kabupaten Langkat

Pemilihan Dusun Ampera sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan KKB bukanlah tanpa alasan. Dusun Ampera yang terbentang sepanjang bantaran Sei Wampu (Sungai Wampu) ini merupakan perkampungan Melayu pertama dan tertua di Kabupaten Langkat, dan merupakan pusat dari peradaban Melayu sejak tahun 1750 M. Di sepanjang Dusun Ampera yang terdiri dari tiga dusun (Ampera I, Ampera II, dan Ampera III), kita masih dapat menjumpai rumah-rumah panggung berarsitekturkan budaya Melayu yang sebagian darinya ada yang telah berusia lebih seratus tahun. Di sekitarnya juga terdapat benteng-benteng peninggalan Jepang, mengingat letaknya yang sangat strategis.

Sesi materi di KKB.
Suasana penyajian materi tentang Reportase Kebudayaan yang dibawakan oleh bang Tikwan. Berdiskusi bersama, mencari solusi bersama.

Pada hari kedua pelaksanaan kegiatan, tanggal 06 September 2017, para peserta dibekali dengan pengetahuan tentang “Memahami Pedesaan Secara Partisipatif” yang disajikan oleh Dr. Zulkifli B. Lubis, M. A. (Antropolog FISIP USU, Medan) dan tentang “Reportase Kebudayaan” yang disajikan oleh Tikwan Raya Siregar ( Redaktur Sumatra Beyond, Medan). Pada sesi pembekalan ini juga diselipi dengan kegiatan diskusi bersama para penyaji.

Peserta KKB kerja bersama masyarakat Dusun Ampera.
Peserta Kemah Kerja Budaya bersama masyarakat Dusun Ampera I saat menyiapkan hidangan untuk acara “Malam Rindu Kampung”.

Di hari terakhir, seluruh peserta, panitia, dan seluruh masyarakat Dusun Ampera larut dalam persiapan acara “Malam Rindu Kampung”, pesta rakyat khas Melayu, gelaran makan bersama serta pertunjukan kesenian khas Melayu seperti Bordah, Tari Serampang Dua Belas, berpantun, dan berdendang Melayu. Pada saat mempersiapkan pesta penutupan, masyarakat Dusun Ampera terkhusus kaum ibu-ibu begitu bersemangat, karena mereka akan menjamu para peserta yang akan kembali pulang ke kampung masing-masing. Uniknya, para peserta yang akan meninggalkan Dusun Ampera pun turut mempersiapkan berbagai macam penganan khas Melayu seperti bubur pedas, kue antasukma, kue rasida, wajik, lemang, sambal kelapa, ikan nila gulai lemak, dan sebagainya.

Masak lemang di KKB.
Memasak lemang yang lemak betul.

Malamnya, sekampung larut dalam pesta “Malam Rindu Kampung” ala Melayu. Berdendang, berjoget, sambil menikmati hidangan khas Melayu ditemani secangkir bandrek yang semakin menghangatkan suasana malam yang dingin.

Banyak kesan yang terbawa pulang, banyak pula kesan yang tertinggal di Dusun Ampera.

🙂