Jakarta–Minggu, 09 Desember 2018, empat orang budayawan Indonesia mendapatkan perghargaan khusus dari Presiden RI, Joko Widodo di acara Kongres Kebudayaan Indonesia 2018. Keempat budayawan tersebut adalah Ismijono dan Hubertus Sadirin yang merupakan anggota tim pemugaran Candi Borobudur pada 1973 s/d 1983; D. Zawawi Imron penyair sekaligus sastrawan; dan Putu Wijaya sastrawan senior dan kenamaan Tanah Air.

Penghargaan tersebut diberikan atas pengabdian para tokoh budayawan bagi pemajuan kebudayaan di Indonesia. Saat menerima penghargaan, D. Zawawi Imron mengatakan bahwa penghargaan ini setidaknya telah memberikan warna baru dan harkat baru bagi kebudayaan Indonesia. Kongres Kebudayaan Indonesia, yang telah terselenggara sejak 05 Desember lalu, menjadi ajang pembuktian bagaimana Indonesia kedepan mampu mengejar ketertinggalan lewat kreativitas yang lahir dari para seniman.

“Kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Presiden RI. Dari sinilah kami kaum budayawan sangat bertekad bagaimana Indonesia kedepan bisa mengejar ketertinggalan, sehingga kami tidak hanya sejajar tapi bisa harum di tengah-tengah kebudayaan dunia,” ucapnya sesaat setelah menerima penghargaan tersebut.

Presiden Joko Widodo mengungkapkan, saat ini Indonesia tengah menghadapi perkembangan dunia yang semakin kompleks lewat sentuhan-sentuhan budaya lain yang hadir di negeri sendiri.

“Kita harus selalu ingat dan terus aktif meluhuri kebudayaan Indonesia, kebudayaan Nusantara, sekaligus menguatkan dan mengembangkannya dalam menghadapi perkembangan zaman tersebut,” pesan beliau kepada seluruh hadirin Kongres Kebudayaan Indonesia 2018.

Seperti diketahui, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemdikbud, menggelar perhelatan akbar Kongres Kebudayaan Indonesia yang melibatkan 7.000-an peserta selama lima hari berturut-turut. Adapun agenda kegiatan di KKI yakni forum debat publik, pidato kebudayaan, kuliah umum, konser musik, pameran, hingga pertunjukan karya seniman muralis.

Kongres ini pun telah menghasilkan Strategi Kebudayaan yang  telah diserahkan langsung kepada Presiden RI, Joko Widodo oleh perwakilan tim perumus, yakni I Made Bandem dan Nungki Kusumastuti. Dengan begitu, diharapkan Indonesia memiliki kebijakan baru dalam merumuskan pemajuan kebudayaan selama 20 tahun ke depan.

Artikel: Fauziah

Foto: Feri Latief