Sail Sabang 2017

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia bekerjasama dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh (BPNB Aceh) pada tanggal 02 Desember 2017 lalu telah menyelesaikan misi dan tugasnya dalam rangka memeriahkan rangkaian acara pembukaan kegiatan Sail Sabang 2017. Berkekuatan 100 orang penari dan 16 orang pemusik, BPNB Aceh dengan sukses mempersembahkan tarian pembuka dengan judul “Nyoe Pat” dihadapan Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Jusuf Kalla, Gubernur Aceh Bapak Irwandi Yusuf, beberapa menteri Kabinet Kerja dan tamu kehormatan lain di Komplek Pelabuhan CT-3 Kota Sabang.

Tarian Pembuka Sail Sabang 2017
Para Penari sebelum mempersembahkan Tarian Pembuka “Nyoe Pat”

Tari persembahan sekaligus pembukaan “Nyoe Pat” sendiri merupakan karya seni tari yang dimotori oleh Imam Juaini sebagai penata tari dan Surya Darma sebagai penata musik. mengambil latar tema unsur tradisonal masyarakat Aceh yang dikemas dalam komposisi kekinian, tari ini mengambil unsur gerak Laweut, Likok Pulo, Tarek Pukat, Guel, Seudati, Saman Gayo, Landoq Sampot, Rabbani Wahid dan Rapa’i Pasee.

Menari di antara rintikan hujan.

Untuk mempersembahkan tarian ini dihadapan seluruh tamu undangan Pembukaan Sail Sabang 2017 pun bukanlah hal mudah. Semula seluruh penari diminta untuk tidak tampil oleh Wakil Presiden Republik Indonsia,  Yusuf Kalla karena kekhawatiran akan kondisi para penari yang harus menari dalam kondisi hujan deras dan angin kencang. Namun, karena kegigihan para penari yang ingin menampilkan tarian yang sudah jauh-jauh dipersiapkan, maka Wakil Presiden Republik Indonesia akhirnya mengizinkan ditampilkannya tarian ini yang juga disambung dengan Drama Tari Kolosal Malahayati.

Menyambut Wakil Presiden Yusuf Kalla dengan Alunan Serunee Kalee dan Tabuhan Rapa’i.

Selain memeriahkan acara pembukaan, tim tari juga membantu kemeriahan penyambutan kedatangan Wakil Presiden Republik Indonesia Persiapan saat tiba di Komplek Pelabuhan CT-3 Kota Sabang.  Persiapan tari pembuka secara keseluruhan memakan waktu hingga 3 bulan dan melibatkan kurang lebih 140 orang diantaranya tim BPNB Aceh sebagai coordinator, para instruktur, pemusik dan penari.

 

*NK