Sampoiniet-Pada tanggal 14 s/d 15 April 2017 yang lalu Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh (BPNB Aceh) telah melaksanakan salah satu kegiatan rutin tahunan, yakni workshop tenaga fungsional. Untuk kegiatan kali ini dikemas berbeda dengan kegiatan-kegiatan sebelumnya. Jika pada tahun-tahun yang lalu fokus dari kegiatan workshop tenaga fungsional ini lebih kepada peningkatan kemampuan didalam teknik penulisan karya ilmiah, kali ini tidak menyentuh sedikitpun tentang hal tersebut. Workshop tahun ini lebih fokus kepada pembangunan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di BPNB Aceh, atau yang biasa kita kenal dengan istilah Capacity Building.
Workshop Pemahaman Sejarah dan Budaya Tenaga Fungsional dalam Rangka Pemantapan Capacity Building merupakan tema dari kegiatan workshop tahun ini. Konsep kegiatan didalamnya pun dikemas berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari lokasi hingga rangkaian kegiatan workshop.
Kegiatan ini dilaksanakan di ruang terbuka, area Conservation Response Unit (CRU) milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh (BKSDA Aceh) di pedalaman hutan Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya. CRU ini merupakan tim yang didalamnya terdiri dari manusia dan gajah, memiliki fungsi mitigasi konflik antara gajah dan manusia yang muncul karena perebutan atas lahan hutan. Tim ini bertugas untuk menggiring kawanan gajah yang telah memasuki lahan perkebunan ataupun pemukiman warga masyarakat untuk kembali ke pedalaman hutan.
Di areal milik CRU Sampoiniet ini para peserta yang terdiri dari para pegawai negeri sipil dan tenaga honor pada BPNB Aceh diinapkan di dalam tenda-tenda yang khusus disediakan oleh panitia selama dua hari satu malam. Kegiatan workshop pun diadakan diseputaran kawasan CRU Sampoiniet. Hari pertama para peserta mendapatkan materi tentang motivasi pengembangan diri dan ditutup dengan renungan suci pada malam harinya.
Pada hari kedua aktivitas dimulai dengan shalat subuh, senam pagi ala tai chi, sarapan pagi, baru satu jam kemudian dilanjut dengan kegiatan permainan yang mengasah fokus, disiplin, dan kerja sama tim. Ada sekitar tujuh permainan yang telah disiapkan oleh panitia. Akan tetapi sebelum masuk kepada sesi permainan, panitia terlebih dahulu melakukan ice breaking kepada para peserta.
Ketujuh permainan itu diselipi dengan waktu isoma (istirahat, sholat, dan makan siang). Selesai permainan pada sore hari seluruh peserta dengan dipandu oleh panitia bergerak menuju hulu sungai untuk mandi/berenang bersama. Di hulu sungai, yang di hilirnya kelihatan keruh, ternyata airnya bening dan jernih serta berbatu. Dengan suasana yang menghipnotis setiap pasang mata, tak ada satupun yang tidak menceburkan diri disegarnya aliran sungai tersebut.
Selepas itu seluruh panitia dan peserta kembali ke basecamp CRU yang jaraknya lebih kurang 5 Km. Sesampai di basecamp para peserta bersiap untuk kembali pulang ke Kota Banda Aceh dengan kegembiraan dan beribu cerita yang diiringi canda tawa.
🙂