Pencak Silat dan Reyog Di Pekan Budaya Majapahit 2019

0
558

Trowulan-Kesenian tradisional Jawa Timur dipersembahkan untuk menghibur masyarakat yang digelar di pelataran Pengelolaan Informasi Majapahit (PIM). Pencak silat dan reyog dibawakan oleh Kelompok Pencak Silat Cahyo Putero.

Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari kepulauan Nusantara,Seni bela diri ini secara luas dikenal manca Negara ( Indonesia, Malaysia, Brunei, Singgapura dll.) Pencak silat biasanya mempunyai ciri khas masing-masing Menurut bangsa dan daerahnya. Pencak silat ini telah dikolaborasi dengan seni budaya Bantengan.

Usai dipentaskan seni pencak silat, reyog pun menghibur masyarakat yang segera berkumpul mengelilingi. Konon “Reog Ponorogo” merupakan kisah tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar puteri Kediri, Dewi Ragil Kuning. Di tengah perjalanan rombongan dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari Kerajaan Ponorogo hanya  Raja Kelono dan Wakilnya Bujang Anom yang dikawal oleh “warok” (pria berpakaian hitam-hitam) pemilik ilmu hitam mematikan. Tarian yang diperagakan dalam pertunjukan Reog Ponorogo menggambarkan perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, adu kesaktian ilmu hitam di antara keduanya hingga bisa menyebabkan para penari “kerasukan” saat mementaskan tariannya.

Dalam masyarakat Jawa Timur khususnya Trowulan, keberadaan kesenian tradisional menjadi unggulan. Tak heran dimanapun digelar seni tradisional seperti pencak silat, bantengan, reyog maupun ganongan, masyarakat segera berbondong menyaksikan. Ada sensasi ketika menikmati kesenian ini, lawakan pemain ganongan dan kondisi trans/kesurupan menjadi daya tarik tersendiri.

Menurut Taufiq Ketua Cahyo Putro, grup kesenian ini telah dirintisnya sejak tahun 2011,  dengan tujuan mengembangkan serta mengenalkan pada generasi  muda. Seni pencak silat ini telah kami kolaborasi dengan  seni budaya Bantengan, supaya  seru dan serta bisa menarik   penonton. (Karsoni)

Detail Reyog (Foto: Ardha)