Masjid Raudhatul Jannah diperkirakan berdiri sejak tahun 1800-an. Masjid ini dibangun dengan menggunakan 17 tiang kayu sebagai pondasi. Jumlah kayu pondasi melambangkan 16 hulubalang dan 1 ketua sebagai simbol Kenegerian Sentajo zaman dulu.

Masjid Raudhatul Jannah berukuran 14,5 m x 14 m m atau luasnya adalah 203 m². Dari facadenya bangunan ini terlihat telah mengalami pemugaran, terlihat dari pemberian warna cat, penambahan keramik pada dinding dan lantai. Pondasi bangunan masjid tidak diketahui, karena tertutup bangunan dan tidak terlihat. Bangunan masjid ini terdiri dari satu lantai. Lantai juga telah berubah menjadi lantai keramik berwarna putih berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 40 cm x 40 cm.

Atap masjid berbentuk atap limas tumpang tiga dengan penutup atap terbuat dari genteng seng berwarna merah. Masjid tidak diberi plafon (langit-langit), rangka atap dibiarkan terlihat. Pagar keliling Masjid Raudhatul Jannah terbuat dari besi. Halaman depan berdenah persegi panjang, halaman di sisi utara terbuat dari coran beton berwarna abu-abu, dan keramik berwarna merah. Halaman di sisi barat dan selatan berupa tanah yang ditutupi rumput. Masjid ini telah mengalami penambahan bangunan, yaitu di bagian sisi timur laut terdapat ruangan tempat berwudhu.

Bangunan Masjid Raudhatul Jannah ini bergaya arsitektur perpaduan kolonial dan tradisional. Arsitektur kolonial terlihat dari dinding bangunan yang terbuat dari bata berspesi kapur dengan ketebalan dinding sekitar 31 cm, selain itu arsitektur kolonial terlihat dari bentuk lengkung (arch) pada jendela dan pintu.  Arsitektur tradisional terlihat pada atap berbentuk limasan tumpang 3 dan penggunaan tiang-tiang kayu di ruang utama masjid. Untuk penggambaran deskripsi bangunan masjid dibagi dalam empat bagian pendeskripsian, yaitu bagian ruang utama, mihrab, serambi, bangunan pendukung, dan bangunan penyerta.

Ruang utama Masjid Raudhatul Jannah berdenah persegi panjang dengan ukuran 13,48 m x 13,40 m. Lantai pada ruangan utama terbuat dari keramik putih berukuran 40 x 40 cm. Dindingnya berupa dinding bata berlepa yang telah dilapisi oleh keramik warna hijau berukuran 20 cm x 25 cm. Ketebalan dinding sekitar 31 cm. Masjid Raudhatul Jannah tidak menggunakan flapon. Ruang utama masjid ini mempergunakan tiang penyangga berjumlah 17 buah, terdiri dari 1 buah tiang utama (tiang macu) berdiameter 46 cm, 4 buah tiang pendamping berdiameter 60 cm yang mengelilingi tiang utama, dan 12 buah tiang pendamping berdiameter 26 cm yang berada di bagian luar 4 buah tiang pendamping.  Tiang-tiang penyangga tersebut berbentuk oktagonal (segi delapan).

Jumlah jendela sebanyak 9 (sembilan) buah, yang terdapat pada dinding ruangan utama sisi timur 2 buah, sisi barat 2 buah, utara 2 buah, dan selatan 3 buah. Jendela-jendela tersebut berbentuk lengkung tanpa konsen dengan ukuran jendela-jendela tersebut 140 cm x 82 cm. Di setiap masing-masing jendela masih terdapat engsel daun jendela yang masih asli. Sebagian besar jendela sudah tidak memiliki daun jendela, jendela yang masih memiliki daun jendela yang masih asli terdapat di ruangan mihrab. Jendela tersebut memiliki jendela be

Pintu masuk ke ruang utama terletak di sisi timur dan utara masing-masing 1 buah. Pintu tersebut berdaun 2 dan tidak berkonsen kayu. Pintu di sisi utara berukuran 80 cm x 210 cm, pintu di timur berukuran 43 cm x 208 cm. Atap bangunan terbuat dari genteng seng berwarna merah, bentuk atap limasan tumpang 3.

Ruangan mihrab berbentuk persegi panjang berukuran 338 cm x 443,5 cm, ruangan mihrab ini lebih tinggi dari ruang utama sekitar 4 cm. Lantai mihrab terbuat dari keramik berwarna putih berukuran 40 cm x 40 cm. Atap mihrab terbuat dari genteng seng berwarna merah dan berbentuk limasan. Ruang mihrab ini dilengkapi dengan mimbar yang terbuat dari bata berspesi pasir dan semen dengan ketebalan 20 cm. Mimbar ini berukuran panjang 173 cm, lebar 114 cm, dan tinggi 208 cm. Tangga mimbar berada di belakang, pada awalnya tangga mimbar berada di bagian depan kemudian direhab sehingga bagian depan tertutup dan dipindahkan ke bagian belakang, namun tahun perubahan tidak diketahui.

Serambi masjid hanya berada di sisi utara, serambi ini merupakan bangunan baru. Serambi berbentuk ruangan tertutup yang dilengkapi jendela 8 buah, yaitu 2 buah di sisi barat, 4 buah di sisi utara, dan 2 buah di sisi selatan.  Dinding terbuat dari bata berspesi semen dengan ketebalan dinding 15 cm dan diberi cat warna kuning muda, sedangkan lantai terbuat dari keramik berwarna putih dan merah. Pintu masuk utama berada di sisi timur dan sisi utara dengan dengn bentuk pintu lengkung tanpa konsen dan berdaun 2 yanhg terbuat dari kayu.

Bangunan pendukung masjid berupa bangunan tempat berwudhu namun tidak dilengkapi kamar mandi. Tempat berwudhu ini berada di sisi timur terdiri dari 2 ruangan, yaitu tempat berwudhu laki-laki dan perempuan. Tempat berwudhu ini merupakan bangunan baru, terbuat dari bata berplester yang berspesi semen dan diberi cat warna merah muda.

Struktur kaki dalam bangunan ini adalah pondasi. Pondasi Masjid Raudhatul Jannah tidak diketahui. Untuk mengetahui struktur kaki bangunan Masjid Raudhatul Jannah perlu dilakukan ekskavasi.

Bagian struktur dinding terdiri dari dinding dan tiang. Struktur dinding terbuat dari bata berlepa dengan kapur, dinding ini juga diberi lapisan keramik berawrna hijau. Bagian struktur tiang terbuat dari kayu berbentuk oktagonal.

Bagian struktur rangka atap terdiri dari rangka atap dan penutup atap. Rangka atap berbentuk gording. Atap masjid berbentuk tumpang 3, sedangkan penutup atap berbentuk seperti genteng namun terbuat dari seng. Pembatas antara tumpang terbuat dari papan kayu dengan pengerjaan di bagian tengahnya diberi lubang. Pembatas ini juga berfungsi sebagai lubang ventilasi.