Menurut masyarakat setempat masjid Bingkudu dibangun pada tahun 1823 M atau awal abad 19 oleh Haji Salam,Lareh Canduang yang bergelar inyiak basa (haji Salam).masjid raya bingkudu merupakan masjid tertua dan terbesar di daerah tersebut yang terletak di Jorong Bingkudu. Lokasi Pendirian masjid, Merupakan hasil kesepakatan 4 delegasi yang mewakili daerah sekitar Bingkudu. Arsitektur atap masjid yang bertumpang tiga memiliki filosofi konsep kepemimpinan di Minangkabau yakni “Tigo Tungku Sjarangan” yang terdri dari “niniak Mamak, Alim Ulama dan Cadiak Pandai”. [1]
Pada Mihrab terdapat pula angka tahun yaitu dengan menggunakan huruf Arab dan latin yang menunjukkan angka tahun 1316 H atau 1906 masehi angka tahun tersebut di duga merupakan angka tahun pembuatan mihrab.
Pada masjid tersebut selain bangunan utama terdapat juga kolam air, kolam-kolam tersebut berada di sebelah barat, selatan, dan timur bangunan masjid. Bangunan utama masjid Bingkudu menghadap ke arah barat, dan pintu masuk utama di sebelah timur. Denah ruang utama masjid berukuran 21 x 21 meter. Kaki bangunan masjid berupa pondasi beton setiggi 0,4 meter.
Lantai masjid dari papan kayu surian yang disusun rata membujur arah barat-timur. Di dalam ruang utama masjid terdapat 25 buah tiang. Tiang utama terletak di tengah-tengah ruang utama masjid yang terbuat dari beton berbentuk segi 12 dan berdiameter 1,25 meter. Di sekililing tiang utama terdapat 24 buah tiang kayu berbentuk segi 16 yang diameternya berukuran antara 20–45 cm.
[1] Buku Cagar Budaya Kabupaten Agam, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Halaman 11.