You are currently viewing Makam Syekh Ibrahim Sijunjung

Makam Syekh Ibrahim Sijunjung

Dahulu Sumpur Kudus dikenal sebagai daerah penyebaran agama Islam yang pertama di Minangkabau. Salah satu penyebar agama Islam yang terkenal adalah Syekh Ibrahim (Syekh Berai) yang datang dari tanah Jawa, yang merupakan salah satu murid Sunan Kudus (anggota Wali Songo).

Kenyataan menunjukkan bahwa di Sumpur Kudus sudah ada perkampungan orang-orang Arab yang dahulu berdagang sambil mengajarkan agama Islam. Raja Sumpur Kudus tinggal di Kampung Rajo, didampingi oleh staf pribadi raja terdiri dari Datuk Pahlawan (Pahlawan Rajo), Rajo Malenggang (Manti Rajo), Peto Rajo (Malin Rajo), dan Dubalang Bungkuek (Dubalang Rajo).

Pada daerah lapang di sekitar pemakaman ditemukan beberapa buah nisan kecil yang terkonsentrasi pada bagian tengah. Jumlah yang pasti tidak diketahui, karena beberapa nisan yang berpasangan telah hilang dan posisinya tidak beraturan.

Di sisi Utara terdapat dua buah makam yang berdampingan, yang telah diberi pembatas spesi/pondasi semen setinggi sekitar 10 cm dengan lebar 4 m dan panjang 5,5 m, serta tebal 30 cm. Pada areal lokasi terdapat dua buah makam yang berorientasi Utara-Selatan dengan panjang 190 cm. Kompleks makam dilengkapi dengan gapura berbentuk batu monolit berpasangan membujur utara-selatan berjarak 95 cm. Gapura batu berada di sisi timur dengan tinggi 65 cm, yang menunjukkan bahwa pintu masuk makam secara simbolis berada di sebelah Timur.

Kedua makam tersebut merupakan makam Syekh Ibrahim beserta istrinya. Makam Syekh Ibrahim berada di sisi Timur. Adapun makam istrinya berada di samping Barat. Kedua makam mempunyai nisan dari batu kali tanpa pengerjaan, dengan bentuk lonjong tidak beraturan.

Makam Syekh Ibrahim mempunyai nisan dengan tinggi 57 cm di sisi utara, dan 50 cm di sisi selatan. Nisan tersebut berbentuk agak persegi dengan ketebalan sekitar 19 cm. sedangkan nisan istrinya berjarak 80 cm dari nisan Syekh Ibrahim dengan bentuk pipih. Tinggi nisan sisi Utara 68 cm dan sisi Selatan 43 cm dengan bentuk agak persegi membulat. Keseluruhan nisan mempunyai bentuk meruncing pada sisi atasnya, yang sepintas mirip dengan bentuk-bentuk menhir. Pada kompleks makam banyak ditemukan batu-batu kali yang berserakan di sekeliling makam.

Pada lokasi makam terdapat sebuah bangunan kayu atau cungkup kecil yang berada di sisi selatan makam berjarak sekitar 7 m. cungkup tersebut merupakan bangunan baru yang dibuat oleh pihak Tim Ahli Istana untuk melindungi sebuah batu prasasti (?). Batu prasasti (?) berbentuk agak bulat dengan permukaan yang relative datar. Tinggi batu yang berupa batu kali tanpa pengerjaan itu sekitar 60 cm dengan diameter sekitar 1,5 m. Saat ini batu prasasti(?) telah diberi semen pada dasarnya untuk menguatkan posisi berdiri batu tersebut.

Batu kali yang diduga sebagai prasasti dengan huruf Pallawa berjumlah lima baris ternyata sewaktu dilihat tidak menunjukkan adanya tulisan ataupun goresan-goresan yang member indikasi adanya tulisan. Sepintas lalu saja, orang yakin bahwa batu tersebut bukan prasasti, apalagi didukung dengan bentuk batu yang alamiah, lazimnya batu kali biasa.