Syeikh Dr. H. Abdul Karim Amrullah Lahir pada tanggal 17 Safar 1296 H atau 9 Februari 1879 M di Maninjau, dan wafat di Jakarta pada tanggal 21 Jumadil Akhir 1364 H atau 3 Juni 1943 M, beliau adalah ayah dari Buya Hamka. Pada mulanya makamnya berada di Jakarta dan kemudian dipindahkan di Maninjau. Di sisi makam beliau adalah makam adiknya yang bernama Syech Yusuf Amrullah yang lahir pada tanggal 25 April 1889 dan wafat pada tanggal 19 Oktober 1972.[1]

Kompleks makam ini mempunyai denah berbentuk empat  persegi,  orientasi makam utara – selatan dengan ukuran  panjang 1,10 – 80 m, dan diameter 45 – 30 m. Kompleks makam telah dipagar dengan pagar tembok dan diberi cungkup. Keadaan lahannya bergelombang. Pintu masuk ke arah kompleks  berada di sisi utara berhadapan dengan jalan di depannya. Sekeliling kompleks makam ini merupakan perkebunan penduduk setempat. Makam dan nisan terbuat dari bahan batu kali yang direkat dengan semen. Kekhasan dari  nisan-nisan disini adalah bentuk menhir yang sangat sederhana, pipih lebar, dan berukuran besar.

Syekh Karim Amrullah adalah salah satu tokoh penyebar agama Islam di Nagari Sei Batang dan merupakan ayah dari Buya Hamka.

[1] Buku Cagar Budaya Kabupaten Agam, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, halaman 48.