Situs ini dapat dicapai melalui jalan darat maupun jalan air (Sungai Siak kemudian Sungai Mempura), tetapi seiring dengan dibangunnya berbagai infrastruktur perhubungan darat, untuk mencapai situs sekarang lebih banyak dilakukan melalui jalan darat. Jarak situs dari jalan besar terdekat sekitar 1 km. Akses masuk ke situs dari jalan besar difasilitasi dengan sebuah jalan bersemen selebar 2,5 m, tetapi dengan kondisi yang tidak begitu baik. Untuk mengetahui keletakan situs dari jalan besar ini cukup mudah, sebab pada simpang masuk jalan ke situs sudah dipasang papan nama situs dan s ini terletak di pedesaan, tetapi relatif lebih dekat dari pusat kota Kabupaten Siak dibanding situs Makam Raja Kecil yang terletak jauh di luar kota.

Marhum Mempura merupakan gelar posthumous (anumerta) bagi Tengku Buang Asmara atau Tengku Mah-kota. Dia merupakan Sultan Siak ke-2 yang bergelar Sultan Abdul Jalil Muzaffar Syah dan memerintah tahun 1746–1765. Sekitar tahun 1750, Sultan Abdul Jalil Muzaffar Syah memindahkan ibukota kerajaannya ke hulu negeri Buantan, tepatnya pada sebuah tempat bernama Mempura yang terletak pada sebuah anak sungai bernama Sungai Mempura Besar. Tengku Buang wafat pada tahun 1765 dan dimakamkan di Mempura, sehingga kemudian dikenal dengan gelar “Marhum Mempura”.

Makam Marhum Mempura terletak pada sebuah kompleks pemakaman yang tidak berpagar. Kompleks pemakaman ini berada pada tanah yang sedikit membukit (menggunduk). Makam Marhum Mempura terletak pada sebuah cungkup, bersama 2 buah makam lainnya yang tidak diketahui identitasnya, dan terletak pada tempat yang tertinggi (puncak gundukan). Adapun makam-makam lainnya, yang terletak di sebelah barat cungkup, terletak pada tempat yang lebih rendah dan tidak bercungkup.

Cungkup makam Marhum Mempura berdenah bujursangkar berukuran 4 m x 4 m. Arsitektur cungkup makam berciri khas Melayu yang ditandai dengan pasangan selembayung pada kedua sisi atap bagian atas. Cungkup makam tidak berdinding dan hanya ditutup dengan pagar langkang setinggi 75 cm. Penopang bangunan cungkup berupa tiang-tiang pilar sebanyak 12 buah. Pintu masuk ke dalam cungkup berjumlah dua buah, 1 buah berada di sisi se-latan (sudut barat daya), sedangkan 1 buah lainnya berada di sisi utara (sudut timur laut). Lantai cungkup ditutup dengan ubin keramik warna biru muda. Cungkup ini merupakan bangunan baru yang dibuat kemudian. Adanya cungkup perlindungan yang terdapat pada situs Makam Marhum Mempura cukup memberi-kan perlindungan bagi situs dari gangguan fisik, terutama ganguan alam. Namun demikian, kondisi lingkungan alam dan faktor bahan tetap memberikan pengaruh yang cukup banyak pada keterawatan situs. Pada nisan dan jirat makam Marhum Mempura, yang masing-masing terbuat dari batu andesit, terdapat banyak sekali jamur batu dan lumut yang menempel pada hampir semua permukaan batu nisan dan jirat. Gambar di samping menunjukkan dengan jelas kondisi batu nisan dan jirat Makam Marhum Mempura dengan benalu berupa lumut dan jamur.

Makam Marhum Mempura berada di lokasi pemakaman umum. bagian barat makam ini berbatasan dengan sungai, di sebelah timur, selatan, dan barat berbatasan dengan perumahan penduduk Makam ini berada di dalam cungkup berukuran 380 cm, panjang 365 cm. Jirat makam Mampura berukuran panjang 260 dan lebarnya 140 cm, tinggi jirat 90 cm. Nisannya berbentuk gadah sebanyak  dua buah yaitu pada bagian kepala dan kaki dengan tinggi nisan 50 cm.