Merry Kurnia

Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat

“A people without the knowledge of their past history, origin and culture is like a tree without roots.” — Marcus Garvey

(Orang-orang tanpa sepengetahuan sejarah, asal-usul dan budaya masa lalu seperti pohon tanpa akar.)

Untuk mengetahui asal usul dan jati diri diperlukan pengetahuan sejarah, sejarah merupakan sebuah pintu masuk untuk kembali dari zaman ke zaman bisa dikatakan sejarah merupakan sebuah mesin waktu yang bisa dimiliki siapa saja. Bukan hanya manusia, sebuah benda juga butuh sebuah nilai historis tanpa mengetahui nilai historis yang terkandung di dalamnya, benda itu hanya akan menjadi sebuah benda mati tak berarti dan kehilangan nilai penting yang dimilikinya. Kita contohkan seperti ini, jika kita berjalan di depan sebuah rumah yang tidak kita kenal/ tidak tau asal usulnya apakah kita tertarik untuk mampir jawabannya pasti saja tidak. Tapi lain halnya jika kita berjalan di sebuah rumah yang kita tau bahwa disana dulu pernah terjadi sebuah peristiwa besar ex : pembantaian, rumah seorang raja, bekas penjara kolonial, secara otomatis rumah tersebut seperti magnet yang punya kekuatan  menarik setiap orang untuk mengunjungi, roh masa lalu seakan akan hadir dan membawa kita ke zeit geist ketika peristiwa itu terjadi.

Seperti halnya Sachsenhausen-Oranienburg  bekas kamp konsentrasi Nazi yang berada di Jerman, tempat ini menjadi salah satu destinasi yang paling sering dikunjungi wisatawan baik domestik maupun luar. Wisata sejarah yang ditawarkannya menghidupkan kembali kenangan tentang kekejaman NAZI, orang-orang menjadi sangat interest untuk mengunjungi kamp yang secara fisik hanya sebuah bangunan tua yang dikelilingi kawat namun nilai historis yang terkandung di dalamnya membuat bangunan ini menjadi sangat penting karena banyak menyimpan historical event . Pemerintah Jerman mendapatkan manfaat yang luar biasa dari bangunan ini baik secara ekonomi dan moril.

Bangsa kita juga punya kekayaan luar biasa dengan banyaknya peninggalan bersejarah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, salah satu peninggalan sejarah yang sangat eventful adalah Bungker Jepang yang terdapat di Bukit Tinggi  Sumatera Barat, bangunan ini termasuk kedalam Struktur Cagar Budaya. Sebagaimana yang tertuang dalam undang undang No 11 Tahun 2010  Cagar   Budaya   adalah   warisan   budaya   bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya   di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu  pengetahuan,   pendidikan,   agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.

Masyarakat sekitar biasa menyebut Bungker dengan nama lubang Japang, tempat ini menjadi salah satu primadona untuk para wisatawan karena bangunan ini adalah saksi yang merekam jejak kekejaman penjajahan jepang, lorong-lorong lembab seakan menghadirkan kembali peristiwa masalalu dan nilai historisnya mampu menyampaikan pesan dari masalalu kepada pengunjung, portal seakan akan terbuka dan membawa kita ke zeit geist pada masa itu.

Lubang ini dibangun diatas nyawa para pendahulu kita, meskipun masa pendudukan Jepang di Indonesia tidak berlangsung lama, hanya 3,5 tahun namun mampu menimbulkan kerugian yang sangat luar bisa bagi bangsa kita baik secara moril maupun materil. Sistem kerja paksa/romusha yang diberlakukannya memaksa orang orang bekerja tanpa henti hingga yang hanya tinggal kulit pembalut tulang, salah satunya untuk pembangunan lubang japang ini, tidak terhitung berapa jumlah tulang belulang yang mati tertimbun di dalamnya.

Lubang Jepang merupakan terowongan atau bungker pertahanan yang dahulu dipakai oleh Jepang di Bukittinggi sekitar tahun 1942-1945 untuk membangun lubang jepang ini didatangkan para pekerja paksa dari beberapa daerah Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Di dalam bungker ini terdapat beberapa ruangan, diantaranya penyimpan amunisi, ruangan pertemuan, ruangan mata-mata, dapur dan penjara. Konon dalam sejarah lisan dapur dan penjara menyimpan cerita seram yang membuat bulu kuduk merinding, di penjara ini para tahanan disiksa dengan tidak manusiawi dan jasad-jasad mereka kemudian dipotong dan dibuang ke saluran air.(https://travel.detik.com)

Dengan nilai historis yang terkandung didalamnya dan tersampaikan dengan baik, membuat lubang Lubang Jepang mampu memberikan kontribusi secara moril dan materil bagi daerah dan masyarakat. Secara materil pemerintah daerah mendapatkan profit dari kunjungan wisatawan dan masyarakat sekitar mendapatkan peluang besar untuk berjualan dan menjadi tour guide untuk pendapatan tambahan. Secara moril Lubang Jepang bisa meningkatkan jiwa nasionalisme bangsa, menghadirkan kembali perjuangan bangsa untuk pertiwi tercinta. Negara ini lahir dari sebuah perjuangan yang mengorbankan darah dan air mata, tak terhitung tulang belulang yang terkubur untuk tegaknya NKRI tercinta.