Siti Manggopoh merupakan seorang perempuan pejuang dalam perang manggopoh yang meletus pada tanggal 16 Juni 1908, bersamaan dengan meletusnya Perang Kamang yang dikenal juga dengan Perang “Belasting” yakni perang melawan penindasan dan kesewenang – wenangan belasting/pajak yang ditetapkan Pemerintah Kolonial Belanda. Siti Manggopoh adalah istri dari Asik Bagindo Magek, yang ikut dalam perang itu.[1]

Pusat perjuangan Siti Manggopoh berada di Nagari Manggopoh, mengingat daerah ini sangat strategis ditinjau dari letak geografisnya, yaitu berada di antara Bukittinggi – Padang yang dahulu merupakan jalur transportasi utama Belanda.

Dalam kompleks makam tersebut terdapat 17 buah makam, namun yang betul-betul makam tokoh yang disegani hanya 1 buah yaitu makam Tabuah Sutan Mangkuto atau lebih dikenal dengan sebutan Siti Manggopoh. Sementara yang lainnya merupakan makam kerabat para pahlawan yang gugur dan ikut menentang Belanda dalam perang Manggopoh tahun 1908.

[1] Buku Cagar Budaya Kabupaten Agam, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, halaman 52