Jorong Lubuak Sariak yang secara adat dikenal dengan Nagari Tinggam memiliki areal yang cukup luas, sesuai dengan tataran adat terdiri dari 3 kampung tradisional yakni Tinggam Mudiak yang dipimpin oleh Dt. Sati, Tinggam Hilia yang dipimpin Dt Managun serta Kasiak Putiah yang dipimpin oleh Dt Sutan Gambalo. Kampung Tradisional Kajai merupakan perkampungan tradisional yang berdasarkan tuturan dari pemuda adat setempat telah ada sejak abad ke 16.
Perkampungan Tinggam ini pada awalnya didirikan oleh Siak Bonda (Tongku/Tuanku Imam) yang mendapat tugas dari Yang Dipertuan Daulat Parit Batu yang berkedudukan di Simpang Empat[1]. Secara wilayah adat Perkampungan Tradisional yang ada di Jorong Lubuak Sariak berjumlah 2 kelompok, dua diantaranya masih dalam satu kawasan yang dinamakan Perkampungan Tinggam, dan 1 kelompok berjarak kurang lebih 1 km dari perkampungan Tinggam yang dinamakan Kampungan Kasiak Putiah. Dalam tatatan adat, masing-masing perkampungan dipimpin oleh datuk. Datuk Sati (Suku Jambak) di Tinggam Mudiek, Datuk Managun (suku Caniago) di Tinggam Hilie, dan Datuk Sutan Gumbalo (suku Caniago) di Kasiak Putiah. Kedua perkampungan ini memiliki keunikan dengan perkampungan yang tertata serta arsitektur Minangkabau yang berbeda dengan arsitektur Minangkabau pada umumnya.
Kawasan Perumahan Tradisional Tinggam merupakan perkampungan lama yang dihuni oleh sekitar 100 kepala keluarga. Perkampungan Tinggam merupakan salah satu bentuk perkampungan tradisional yang secara historiografi tradisional Minangkabau (tambo) merupakan wilayah rantau.
Secara umum, bangunan yang ada di Tinggam berbahan kayu. Di perkampungan Tinggam setidaknya terdapat 52 bangunan kayu dengan perincian 49 bangunan rumah dan 3 bangunan rangkiang (sopo). Selain bangunan kayu, pada sisi timur pada perkampungan terdapat bangunan masjid yang telah menggunakan bahan semen, bata.
Rumah di Kawasan Kajai memiliki keunikan dan keunggulan, dimana masyarakatnya telah memahami penataan dan penggunaan ruang yang telah terlihat dari perkampungan yang tertata dengan sangat baik serta memiliki pola tata ruang yang teratur. Pola susunan bangunan termasuk dalam kategori pola linier, yang mana bangunan berada di sisi barat dan timur yang dipisah oleh jalan.
Wilayah perkampungan tradisional Tinggam secara geografi berada di lembah perbukitan yang berada di sisi barat, utara dan selatan, sedangkan pada sisi selatan terdapat sungai yang oleh masyarakat setempat dinamakan Sungai Batang Tinggam.
Bangunan rumah tinggal yang ada di Perkampungan Tinggal memiliki beberapa variasi baik bentuk atap, bentuk pintu, bentuk jendela, tangga. Namun, secara umum, bangunan rumah tinggal berbentuk rumah panggung dan/atau rumah kolong yang terlihat pada bagian yang kosong/kolong pada bawah bangunan. Bagian kolong rumah ada yang masih memakai batu sandi dan adapula yang sudah diganti dengan semen. Ada pula bangunan rumah tinggal yang berbentuk rumah bagonjong dengan jumlah gonjong genap (2 gonjong) yang dilengkapi dengan gonjong tambahan pada bagian pintu dan tangga. Rumah bagonjong yang masih tersisa terlihat memakai sistem tradisional (sistem pasak).
Bangunan rumah tinggal ada yang berdenah empat persegi dan adapula yang berdenah empat persegi panjang. Dari segi ukuran bangunan cukup variatif, ada yang memiliki ukuran panjang 5 m, 6 m, 8 m, dan juga lebar bangunan ada yang lebar 4 m, 5 m, 6 m.
Selain bangunan rumah tinggal terdapat masih terdapat 3 rangkiang (sopo) yang khusus berada di depan bangunan rumah tinggal yang berbentuk rumah bagonjong.
Saat sekarang ini bangunan perkampungan tradisional Lubuak Sariak, Kenagarian Kajai masih mempertahankan arsitektur aslinya. Perkampungan Tradisional Lubuak Sariak yang terletak di Kenagarian Kajai merupakan sebuah perkampungan yang terletak di dataran rendah, dikelilingi perbukitan dan pegunungan, dilalui oleh beberapa aliran sungai. Masyarakat Perkampungan Tradisional Lubuak Sariak telah berkembang dan menyebar kemana-mana, tetapi kondisi tanah leluhur masih dipertahankan sampai sekarang. Sebagai sumber perekonomian masyarakat Lubuak Sariak sebagian besar menjadi petani, dengan kekayaan dan peninggalan arsitektur yang khas dan masih asli ini, maka perkampungan tradisional Lubuak Sariak memiliki potensi dan daya tarik yang besar sebagai objek wisata[1].
[1] http://pasamanbaratkab.go.id/pariwisata/35/perkampungan-tradisional-lubuak-sariak-kajai.hml
[1] Simpang Empat adalah ibukota Kabupaten Pasaman Barat