Pasaman – Museum Tuanku Imam Bonjol Kabupaten Pasaman mendapat bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) tahun 2021. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan koleksi secara terpadu. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pasaman melalui Kasi Cagar Budaya dan Museum bekerja sama dengan BPCB Provinsi Sumatera Barat untuk melakukan konservasi koleksi; dalam hal ini temuan peluru meriam. Kegiatan Konservasi dilakukan di Museum Tuanku Imam Bonjol pada tanggal 19 s.d. 22 Agustus 2021.
Peluru Meriam
Tim konservasi dari BPCB Provinsi Sumatera Barat diwakilkan oleh 3 orang dengan sertifikat keahlian di bidang konservasi, yaitu: Ivo Giovani, Betty Astria Ningsih, dan Mentari Halimun. Kegiatan konservasi diawali dengan melakukan pendataan dan dokumentasi awal. Teknis konservasi yang dilakukan yaitu: pembersihan mekanis kering, pembersihan mekanis basah, pembersihan karat dan korosi dengan cara tradisional (jeruk nipis dan soda kue) dan dengan cara kimiawi (larutan asam sitrat), stabilisasi menggunakan tanin/minyak singer, dan diakhiri dengan pendokumentasian hasil akhir konservasi. Penggunaan 2 metode; tradisional dan kimiawi adalah sebagai salah satu cara untuk membandingkan hasil kerja. Hal ini juga untuk mengedukasi tenaga lokal agar ke depannya lebih memprioritaskan penggunaan bahan tradisonal saat melakukan konservasi, karena penggunaannya yang lebih efektif, lebih aman bagi pekerja, lebih mudah didapat, dan lebih terjangkau dari segi harga.
Setelah dilakukan pembersihan secara mekanis kering dan basah, dilanjutkan dengan pembersihan dengan adonan jeruk nipis dan soda kue pada permukaan peluru. Jeruk nipis bersifat asam dan mengandung senyawa asam yang dapat digunakan untuk membersihkan karat pada permukaan logam. Sedangkan bahan kimia yang digunakan adalah asam sitrat 10%.
Proses akhir yang dilakukan yaitu stabilisasi meriam dengan menggunakan larutan tanin. Selain menggunakan tanin, tim juga menggunakan minyak singer. Di Kabupaten Pasaman, minyak singer jauh lebih mudah untuk didapatkan. Sehingga tim merekomendasikan penggunaan minyak singer sebagai lapisan pelindung pada permukaan peluru.
Pemilihan objek peluru sebagai benda yang dikonservasi karena selain perlakuan konservasi, juga dilakukan kajian, selanjutnya akan ditata, dan dipamerkan di Museum Tuanku Imam Bonjol sebagai koleksi baru museum. Menindaklanjuti hal ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pasaman juga akan mendatangkan Tenaga Ahli Tata Pamer. Untuk sementara peluru yang telah dikonservasi disusun dan disimpan di dalam ruang rapat museum. (Ed. AK. Pen. MH)