You are currently viewing Festival Pamalayu dan Pelestarian Cagar Budaya

Festival Pamalayu dan Pelestarian Cagar Budaya

Ekspedisi Pamalayu adalah sebuah diplomasi melalui operasi kewibawaan militer yang dilakukan Kerajaan Singhasari di bawah perintah Raja Kertanagara pada tahun 1275–1286 terhadap Kerajaan  Melayu di Dharmasraya di Pulau Sumatra. Ekspedisi Pamalayu adalah sebuah diplomasi melalui operasi kewibawaan militer yang dilakukan Kerajaan Singhasari di bawah perintah Raja Kertanagara pada tahun 1275–1286 terhadap Kerajaan Melayu di Dharmasraya di Pulau Sumatra. Festival Pamelayu ini beranjak dari sebuah sejarah Ekspedisi Pamalayu oleh Singasari ke Dharmasraya sebagai Pusat Kerajaan Melayu di masa itu, selain untuk meluruskan sejarah, festival ini juga mengangkat kembali nilai-nilai yang ditemukan pada masa lalu sebagai pedoman membangun bangsa ini untuk kedepannya. Festival ini di mulai pada 22 Agustus 2019 dan berakhir 7 Januari 2020. Dalam hal ini, Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat berkesempatan mengambil peran sebagai Instansi yang menangani Cagar Budaya yang berada di Dharmasraya, yaitu salah satunya Candi Pulau Sawah II dengan melakukan kegiatan Konservasi.

Menurut Undang-Undang Cagar Budaya Nomor 11 tahun 2010, Konservasi Cagar Budaya adalah Upaya Dinamis untuk mempertahankan keberadaan Cagar Budaya dan nialinya dengan cara melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkannya. Kegiatan konservasi ini dilakukan pada hari kamis, 12-16 September 2019 di Candi Pulau Sawah II yang berada di Siguntur, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Kegiatan ini dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat bekerjasama dengan masyarakat setempat dengan tujuan melakukan perawatan dengan cara pembersihan di Lingkungan situs dan bata Candi Pulau Sawah II.

Pra kegiatan dimulai dengan melakukan survei terlebih dahulu lokasi Candi Pulau Sawah II yang berada di Dharmasraya, dengan melakukan Dokumentasi Foto Lokasi dan Objek yang akan di Konservasi yaitu Bata Candi Pulau Sawah II, selanjutnya melakukan interaksi dengan masyrakat yang berada di lokasi tersebut. Pada hari kegiatan dimulai dengan mengumpulkan alat dan bahan yang akan digunakan selama kegiatan, dan melakukan Briefing dengan masyrakat yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Kegiatan dimulai dengan pembersihan mekanis kering yaitu dengan membersihkan rumput-rumput kecil, lumut serta noda-noda yang menempel di bata candi, selain membersihkan bagian bata candi, dilakukan juga membersihkan area sekitar candi seperti rerumputan yang akan menyentuh bagian bawah candi, serta merapikan rumput-rumput yang berada di area candi, dan juga menyapu halaman Candi tersebut agar lebih terlihat bersih. Kegiatan mekanis kering dilakukan selama satu hari.

Kegiatan konservasi ini dilanjutkan dihari selanjutnya dengan membersihkan  bata candi menggunakan mekanis basah. Mekanis basah ini dilakukan dengan menggunakan air bersih yang sudah disiapkan, selanjutnya dilakukan pembersihan dengan menggosok bata candi dengan menggunakan sikat gigi, sikat kain, dan juga lap kain, dan sedikit demi sedikit di siram kan air bersih untuk menghilangkan noda-noda yang menempel dibata candi yang salah satunya berupa lumut. 2 tahap ini juga dilakukan untuk membersihkan bata candi yang lama/asli hasil galian para arkeolog yang berada ditengah kawasan candi.

Kegiatan ini terus dilanjutkan hingga lokasi situs  dan bata candi Pulau Sawah II ini benar-benar bersih seperti yang diharapkan sebelumnya. Didalam melaksanakan kegiatan ini,  banyak wisatawan setempat yang berkunjung ke Candi Pulau Sawah II ini, dengan tujuan mengetahui sejarah awal Candi tersebut, ada juga yang hanya sekedar swafoto dan ingin mengetahui kegiatan Konservasi yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Suamtera Barat bersamaa masyrakat setempat. Konservasi ini dilakukan dengan tujuan untuk melindungi Struktur Cagar Budaya yang berada di Candi Pulau Sawah II agar tidak mudah Rusak, kegiatan ini haruslah terus dilakukan untuk mempertahankan Struktur tersebut sehingga bisa di saksikan oleh generasi selanjutnya.