Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Manokwari terdapat tinggalan Perang Dunia II baik di darat maupun di bawah air. Jika sebelumnya membahas tentang tinggalan dari Misionaris Belanda, maka kali ini membahas tentang tinggalan dari masa pendudukan Jepang. Tinggalan yang berada di darat pada umumnya terdiri dari kubu pertahanan Jepang atau disebut dengan bunker. Bunker-bunker ini dibangun antara tahun 1942 – 1944 untuk menghadapi serangan Sekutu. Bunker-bunker ini terletak di sepanjang Pantai Perairan Mansinam bagian Barat. Tugu peringatan pendaratan Jepang sendiri di bangun di Kota Manokwari. Berikut adalah hasil pengamatan di lapangan untuk Tinggalan Perang Dunia II :
Bunker Manggewa
Bunker Manggewa terletak di tepi pantai di atas batu-batu karang. Bunker menghadap ke arah Barat dengan pintu masuk berada di bagian Utara. Kondisi bunker saat ini terlihat tidak terpelihara dan rusak parah, bagian pintu sudah roboh. Bagian atap bunker ditumbuhi oleh tanaman liar. Terdapat 1 (satu) lobang pengintaian yang mengarah ke laut. Bunker yang terbuat dari batu karang ini seperti terbuat dari di bagian atas dan bawah, karena terdapat garis melingkar di tengah-tengah bunker. Bunker berbentuk lingkaran ini memiliki diameter 120 cm dan tinggi 2 m. Disinyalir sudah menggunakan bahan besi, karena di beberapa bagian terdapat sisa-sisa besi di bagian dalam bunker yang sudah berkarat.
Bunker Jepang Salobar
Bunker Jepang Salobar terletak di Kampung Salobar. Bunker ini memiliki 1 (satu) lobang intai di sebelah Barat (menghadap laut) dan pintu masuk di bagian Timur. Kondisi bunker relative utuh hanya pada sisi Barat di bagian bawah lobang intai berlobang yang disebabkan abrasi air laut. Dari laut bunker terlihat seperti batu karang di tepi pantai. Pintu masuk berukuran 120 cm x 90 cm. Sedangkan bagian dalam bunker berukuran tinggi 165 cm dan lebar 220 cm. Pada atap bunker di bagian dalam terbuat dari semen yang di beberapa tempat masih terdapat cap dari karung semen yang sudah tidak dapat terbaca lagi. Bunker terbuat dari susunan batu karang yang direkatkan dengan semen. Sebagai kamuflase semen, maka pada lapisan semen ditaburkan pecahan karang sehingga keseluruhan bunker menyerupai batu karang besar yang berada di tepi pantai.
Bunker Horepyar
Bunker Horepyar terbuat dari semen yang di cor. Bunker berbentuk kotak ini terletak di Desa Horepyar pada koordinat X 0398921, Y 9900670. Bunker memiliki ukuran 2,10 m x 1,80 m dengan pintu di sebelah utara dengan kondisi sudah hancur. Di sebelah selatan (menghadap laut) terdapat lubang intai berukuran 45 x 30 cm. Secara keseluruhan kondisi bunker sudah rusak, beberapa bagian dinding bunker berlubang karena abrasi. Pada bagian atap menunjukkan sisa-sisa besi sebagai penguat semen.
Bunker Horepyar 2
Bunker ini terletak tidak jauh dari Bunker Horepyar. Bunker yang terletak pada koordinat X 0398876 dan Y 9900721 ini memiliki dua buah pintu di bagian utara dan selatan. Bunker ini berukuran lebih besar dari bunker-bunker sebelumnya. Lokasi bunker juga tidak berada di tepi pantai sehingga tidak tampak dari pesisir. Kondisi bunker kotor dan tidak terawat bahkan hampir tidak terlihat karena tertutup oleh rumput dan tanaman liar. Di bagian atap benteng terdapat sisa-sisa besi sebagai penguat cor semen. Bagian atap dibuat bergelombang seperti bekas balok kayu.
Bak Air Panas
Bak air panas terletak diantara pondasi asrama putri dan sumur tua Van Haselt. Berdasarkan informasi dari masyarakat, pada saat pendudukan Jepang di Mansinam, bak ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan air panas Pejabat Tentara Jepang. Bangunan berbentuk seperti tungku dengan lubang pembakaran di bawahnya.