Situs menhir ini sendiri secara administratif terletak di Negeri Tihulale Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku. Menhir yang berada di Negeri Tihulale ini merupakan jenis menhir yang umum ditemukan di Indonesia, terdiri dari empat buah batu panjang alami yang didirikan di atas permukaan tanah. Masing-masing dari keempat batu terlihat alami berupa batu panjang sederhana dan tampak belum mengalami pengerjaan. Berdasarkan sejarah masyarakat Negeri Tihulale, situs menhir ini merupakan sebuah lokasi pelatihan perang anak laki-laki Negeri Tihulale dengan tujuan untuk dapat melindungi negeri dari serangan negeri lain. Di lokasi ini anak laki-laki Negeri Tihulale pada zaman dahulu dilatih untuk berburu dan bertahan hidup serta diberikan berbagai keterampilan-keterampilan perang. Kakehang adalah sebuah sebutan untuk anak-anak yang dididik dan dilatih.
Kakehang merupakan sebuah organisasi rahasia masyarakat Seram Bagian Barat untuk melatih anak laki-laki muda agar dapat melindungi negeri dari serangan negeri lain sedangkan lokasi situs menhir untuk mendidik dan melatih anak-anak negeri, oleh masyarakat dinamakan kakehang “ Hatoeresi “ ( hatu; batu , resi ; lebih ). Pada saat dilakukan pendataan batu-batu menhir yang ditemukan masih berdiri tegak dan dalam kondisi baik, berada di wilayah perbukitan sebelah utara Negeri Tihulale. Lokasi situs cukup jauh dari wilayah Negeri Tihulale yakni berada ± 5 Km dari jalan raya Trans Seram Negeri Tihulale. Akses ke lokasi situs juga cukup sulit karena harus melewati dan menyusuri aliran sungai Negeri Tihulale yang cukup besar. Berdasarkan informasi masyarakat, akses ke lokasi situs menhir ini akan tertutup dan tidak dapat dilewati pada saat musim penghujan dan volume aliran sungai meluap.
Pada daerah sekitar batu menhir ditemukan beberapa potongan keramik. Setelah dilakukan identifikasi, diketahui pecahan-pecahan keramik yang ditemukan sebagai jenis keramik peninggalan dari dinasti ming yang diproduksi sekitar abad 16 dan jenis keramik buatan eropa yang diproduksi sekitar tahun 1800 – 1900. Namun asal-usul dari pecahan-pecahan keramik yang ditemukan dilokasi menhir masih perlu ditelusuri lebih lanjut.