Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Ternate sedang melaksanakan ekskavasi penyelamatan Benteng Kastela, yang dilaksanakan dari tanggal 3 september hingga 12 september 2015. Kegiatan ini dilaksanakan oleh 20 orang staf dari BPCB Ternate dengan dibantu oleh beberapa tenaga lokal yang terbagi dalam tiga tim. Tujuan dari kegiatan ini untuk menyingkap sisa struktur Benteng Kastela yang sekarang berada di lahan pemukiman dan perkebunan warga.
Ekskavasi ini telah berjalan selama lima hari, dan telah membuka empat kotak ekskavasi di lokasi yang diduga merupakan sisa struktur dinding dan bastion Benteng Kastela sisi utara. Kotak ekskavasi Tim 1 berada di atas gundukan tanah yang diduga sisa struktur dinding benteng. Sejauh ini memang ditemukan sisa struktur batu dinding benteng. 2 Kotak ekskavasi Tim 2 berada di bawah singkapan struktur dinding benteng, dimaksudkan untuk mencari batas pondasi dinding benteng. Namun hingga kini baru ditemukan material runtuhan dinding benteng yang cukup masif hingga masih sulit untuk digali lebih lanjut. Kotak Tim 3 berada di area yang diduga bagian dalam struktur yang diduga bastion benteng. Dimaksudkan untuk mencari temuan yang dapat membuktikan bahwa lokasi tersebut merupakan bastion Benteng Kastela. Namun sejauh ini temuan pada kotak ekskavasi ini hanya berupa pecahan keramik, pecahan gerabah, dan benda-benda logam yang mengalami pelapukan karena korosi berat.
Benteng Kastela sendiri merupakan benteng pertama yang dibangun oleh bangsa Portugis yang datang ke Pulau Ternate sekitar tahun 1540. Konon benteng ini adalah benteng Portugis pertama dan terbesar se-Asia Tenggara. Menurut catatan sejarah, pada tahun 1570, benteng ini menjadi tempat dibunuhnya Sultan Khairun—Sultan Ternate ke-24, oleh Diego Lopez de Mosquita—Gubernur Portugis saat itu. Benteng Kastela ini berupa benteng kota yang diperkirakan luasnya mencapai kurang lebih 19 hektar. Namun pada kegiatan Rehabilitasi dan Revitalisasi Kawasan Bersejarah oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Propinsi Maluku Utara pada tahun 2005 (BPCB Ternate belum berdiri,-red), hanya sekitar 4.000 m2 atau 0,4 hektar lahan benteng ini yang berhasil direvitalisasi.