Benteng Mauritius merupakan benteng peninggalan Belanda yang berada pada titik koordinat UTM Zona 52N X: 324139, dan Y: 40588, dengan elevasi 66 mdpl. Secara administratif benteng ini berada di Desa Kota dengan batas-batas lingkungan; utara: kebun warga, barat: jalan raya, selatan: kebun warga, timur: kebun warga, laut.
Benteng Mauritius dibangun pada tahun 1612 oleh Pieter Both. Hal ini tertulis dalam laporan Johannes Nessel untuk Arnold de Vlaming van outshoorn pada tahun 1651. Benteng ini terletak di dekat desa Ngofakiaha atau Ngofakioha di pantai barat laut Makian (sekarang desa Kota). Pemilihan lokasi ini dianggap sangat strategis karena berada di atas sebuah bukit sebelah kanan desa sehingga dapat memudahkan pemantauan ke arah laut. Tidak lama kemudian, lokasi benteng dianggap kurang cocok untuk menyimpan barang-barang dagang dalam skala besar. Pada masa pemerintahan Gubernur Jacques Le Febure (1625-1629) dibangun sebuah bangunan di dekat pantai yang difungsikan sebagai tempat tinggal sekaligus gudang, yang kemudian dikenal sebagai Zeeburgh.
Berdasarkan observasi lapangan, benteng peninggalan Belanda ini dibangun atas susunan batu karang dan batu andesit dengan bahan perekat menggunakan bubuk kapur (bahasa lokal : kalero). Bahan-bahan tersebut merupakan bahan asli, namun terjadi sedikit perubahan yaitu terdapat tambahan bahan baru pada dinding sisi timur dan gerbang benteng. Benteng dengan bentuk persegi ini dilengkapi dengan 4 bastion disetiap sudutnya, struktur dinding keliling, ruangan di bawah bastion barat laut, dan lubang bidik (embrasure) pada bastion barat daya yang arah bidiknya ke dalam benteng. Secara keseluruhan benteng ini masih mempertahankan keaslian bentuknya.
Benteng dengan arah hadap timur (laut) ini memiliki luasan sekitar 4.384,89 meter persegi. Kondisi benteng sekarang relatif utuh karena memiliki struktur yang masih kompakĀ dimana bentuk dasar (denah) dan tampilan (fasade) benteng masih dapat ditelusuri keasliannya. Struktur benteng yang masih utuh dapat dilihat pada dinding sisi timur dan dinding sisi utara. Sedangkan struktur benteng yang mengalami kerusakan terdapat pada dinding bastion sisi barat laut, dinding bastion sisi barat daya, struktur dinding bagian selatan, bastion sisi timur laut, dan bastion sisi tenggara. Kerusakan yang terjadi diantaranya mengalami aus, kapilarisasi, retak atau pecah, dan sebagian besar dinding mengalami runtuh (collapse). Selain itu, pada struktur dinding bagian barat mengalami rusak parah yaitu runtuh atau hilang sehingga diperlukan ekskavasi pencarian struktur.