Benteng Delfs Haven merupakan bangunan peninggalan VOC. Benteng ini didirikan pada 16 Juli 1665 sebagai markas pertahanan, pusat pemerintahan dan juga digunakan sebagai penyimpanan persenjataan, amunisi dan logistik makanan (Disbudpar MBD, 2013). Jika dilihat dari pendiriannya yang terletak di sebuah bukit di tengah pulau, maka benteng ini memiliki peran sebagai benteng pengawas kota yang terletak di tengah pulau. Tidak diketahui siapa arsitek yang membangun benteng ini dan siapa yang menjadi komandan yang menempati benteng ini selama VOC menguasai Pulau Kisar. Sumber sejarah yang masih minim maka menyulitkan penelusuran sejarah tentang benteng ini, akan tetapi menurut warga sekitar benteng ini tidak pernah dimanfaatkan kembali setelah Bangsa Belanda meninggalkan Pulau Kisar dan dibiarkan saja hingga tahun 2000-an diperbaiki atas inisiatif warga sekitar benteng.
Berbentuk segi empat dengan ukuran panjang 29,5 meter dan lebar 21,5 meter dilengkapi dengan dua buah bastion di sudut barat daya dan timur laut. Terdapat pula rampart yang menghubungkan setiap sudut benteng, dibangun dengan menggunakan bahan batu karang dan arah hadap ke timur. Di masa sekarang, letak benteng secara administratif berada di Desa Kota Lama, Kec. Pulau-Pulau Terluar dan secara geografis benteng ini berada pada koordinat UTM 52L X: 297253 Y: 9107384.
Benteng Delfs Haven terletak di pinggir jalan raya yang menghubungkan desa Kota Lama dengan Desa Yawuru, benteng ini juga berhadapan dengan kantor Desa Kota Lama. Di sekitar benteng ini berdiri rumah-rumah pemukiman warga. Vegetasi di sekitar terdapat tumbuhan perdu, semak belukar, pohon koli (bahasa lokal), pohon pisang, pohon kosambi dan pohon kelor. Secara umum kondisi benteng ini sudah rusak dan tidak digunakan lagi. Pada tahun 2000an, atas inisiatif warga setempat benteng ini diperbaiki dengan menyusun kembali batu-batu karang dan direkatkan dengan semen.
Namun, beberapa bagian dinding tidak disusun kembali karena batu sudah hilang sehingga bagian tersebut tidak diperbaiki. Sedangkan di bagian dalam terdapat bangunan yang pernah digunakan sebagai kantor desa dan sekarang sudah ditinggalkan tidak digunakan lagi. Ada pula bangunan yang dibangun di depan runtuhan bastion timur laut.
Dari hasil pengamatan di lapangan, di benteng ini tidak ditemukan temuan lepas. Baik berupa peralatan sehari-hari seperti keramik, gerabah, prasasti dan sebagainya maupun peralatan militer seperti meriam, peluru meriam, senapan, dan lain-lain. Pada gerbang masuk juga tidak ditemukan engsel atau lubang yang menandakan adanya pintu yang terdapat di gerbang masuk benteng.