You are currently viewing Koordinasi BPCB Maluku Utara dan Satker PBL di Benteng Oranje
Perwakilan Satker PBL saat menunjukkan gambar rencana penataan Benteng Oranje

Koordinasi BPCB Maluku Utara dan Satker PBL di Benteng Oranje

Kamis, 20 April 2017 Balai Pelestarian Cagar Budaya Maluku Utara (BPCB Malut) yang diwakili oleh tiga orang staf teknis memenuhi undangan dari Dinas Pekerjaan Umum Satker Penataan Bangunan dan Lingkungan (Satker PBL) bersama dengan pihak kontraktor untuk berkoordinasi mengenai kelanjutan revitalisasi Benteng Oranje. Revitalisasi ini merupakan salah satu program kerja dari Kementerian PU yang dikerjakan oleh Satker PBL Maluku Utara untuk mengembalikan nilai penting dari Benteng Oranje agar dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan revitalisasi ini telah dimulai pada tahun 2013-2014 dan dilakukan secara bertahap.

Tujuan dari koordinasi ini ialah untuk menyelaraskan pandangan dan persepsi mengenai bagian-bagian yang masih merupakan struktur asli dari Benteng Oranje sehingga saat revitalisasi lanjutan tidak merusak bagian aslinya. Pertemuan ini dilakukan langsung di Benteng Oranje agar lebih jelas dalam menentukan bagian yang boleh dibongkar dan bagian harus dilestarikan. Dulunya benteng ini difungsikan sebagai barak TNI/Polri sehingga banyak bagian yang telah diubah dan penambahan bangunan yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Pada kesempatan ini juga dari pihak satker PBL menyampaikan gambar rencana penataan Benteng Oranje untuk dikoreksi terlebih dahulu dan diperiksa oleh pihak BPCB Malut agar tidak menyalahi prinsip pelestarian. Selain itu BPCB Malut memberikan saran dalam penataannya, tidak hanya terbatas pada keindahan lingkungan saja namun juga harus memperlihatkan bagian-bagian yang masih asli sehingga tidak terkesan membangun bangunan baru di dalam kawasan Benteng Oranje.

Dari koordinasi ini diharapkan Benteng Oranje menjadi lebih rapi penataannya dan bisa dinikmati oleh khalayak tanpa menghilangkan keasliannya. Benteng Oranje yang nantinya akan dijadikan sebagai lahan terbuka hijau dan daya tarik wisata di Ternate dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan mengembangkan budaya lokal di Ternate tanpa merusak dan tetap melestarikan benteng peninggalan VOC terbesar di Maluku Utara ini.