Kabupaten Kep. Tanimbar memiliki unsur budaya yang beragam, salah satunya adalah Perahu Batu. Tinggalan perahu batu di Sangliat Dol yang mempunyai tangga masuk di sisi sebelah timur ini berada dalam kondisi yang relatif terawat. Bangunan ini terletak pada sebuah natar yang luasnya kurang lebih 500 m2 yang langsung berhadapan dengan Laut Arafuru di sebelah timur. Salah satu yang menarik adalah ragam pola hias fauna jenis burung yang terdapat di salah satu batuan perahu pada sisi timur laut dekat haluan. Bagian haluan perahu batu ini ditata mengarah ke timur dan bagian buritan diarahkan ke sisi sebelah barat. Pada sisi sebelah barat tepat di depan buritan terdapat tugu batu (menhir) berbentuk meruncing pada bagian puncaknya dan terdapat ruang (ceruk). Konon menurut informan, ceruk ini dahulu sebagai tempat untuk meletakkan patung (arca). Pada bagian geladak tepat di depan buritan terdapat beberapa elemen batu seperti meja batu (dolmen) dengan 4 tiang batu penyangga yang digunakan sebagai tempat duduk kepala suku adat, mereka dikenal dengan nama ompok (nusa nduan) dan juru penerang (mangafuke). Elemen batu sebagai perlengkapan lainnya yang terdapat di atas bangunan perahu adalah empat buah batu tegak yang digunakan sebagai tempat duduk yang terletak di bagian barat laut, barat daya, timur laut, dan tenggara. Tempat duduk ini ditata permanen mengacu pada kedudukan dan fungsi masing-masing tokoh adat yang mencerminkan adanya empat soa besar yang ada di Desa Sangliat Dol.
Sudah cukup banyak referensi yang membahas mengenai natar Fampompar. Bangunan ini memang terkenal dan telah menjadi salah satu ikon budaya di Kepulauan Tanimbar. Pelancong dari manca negara yang berkunjung ke Tanimbar, umumnya datang dengan alasan ingin melihat monumen khas ini. Penduduk Sangliat Dol mengenal natar ini dengan nama Fampompar. Monumen ini memiliki panjang 18 m dengan lebar 9 m dan tinggi 1,64 m. Perahu batu pada natar Sangliat Dol 1 ini berada pada lingkungan yang datar dan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi objek wisata budaya, walaupun kini di halaman perahu batu telah di pasang paving dan di sekitar perahu batu terdapat gazebo yang sangat dekat dengan monument perahu batu sehingga perlu peninjauan ulang agar tidak merusak objek utamanya dan tidak mengubah nilai holistic monument tersebut selaku magnet yang menarik wisatawan budaya (Zona Inti).
Potongan batu perahu di bagian haluan, biasa disebut papan haluan (pamaru) yang menurut informan, memiliki motif spiral, telah hilang dan dicuri oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Papan haluan tersebut diketahui hilang sekitar tahun 1990-an yang hingga kini tidak diketahui jejaknya, walaupun berita kehilangan telah dilaporkan ke aparat berwajib namun sampai dengan saat ini tidak membuahkan hasil. Tidak jauh dari natar Fampompar ini terdapat pula perahu batu lainnya yang oleh masyarakat sekitar disebut dengan nama Wilempit atau sumur dalam perahu batu yang akan dijelaskan pada artikel lainnya.