Misionaris Belanda datang pertama kali di Pulau Mansinam pada tahun 1855. Selama menyebarkan agama Kristen Misionaris melakukan pekerjaan dan pelayanan kepada masyarakat di Papua baik pekerjaan sehari-hari maupun pendidikan. Untuk mendukung penyebaran agama, para misionaris membangun bangunan-bangunan antara lain gereja, asrama putri, rumah tinggal dan lain sebagainya. Hasil inventarisasi yang diperolehsebagai berikut:
Makam Keluarga Van Balen dan Nahkoda Kapal
Areal pemakaman terletak di Kampung Sawidow. Di areal pemakaman tersebut terdapat 7 (tujuh) buah makam, akan tetapi tidak semua makam memiliki prasasti, sehingga tidak dapat diidentifikasi. Hanya 1 (satu) makam yang memiliki prasati yang diduga sebagai makam istri Van Balen yang meninggal tahun 1886.
Pondasi Gereja Betel
Gereja Betel selesai didirikan oleh J.L. Van Hasselt pada tahun 1879. Gereja ini dibangun di atas pondasi Gereja Pengharapan (Krek der Hopen). Gereja Pengharapan merupakan gereja pertama kali yang dibangun mulai tanggal 14 September 1864. Peletakan batu pertama di lakukan oleh Pendeta Johann Geissler. Pada tahun yang sama gereja ini hancur oleh gempa bumi dan angin ribut. Selanjutnya gereja di bangun ulang oleh Pendeta Van Hasselt, yang kemudian juga hancur pada 1 Januari 1870 akibat bencana alam yang sama. Van Hasselt kemudian membangun ulang gereja dan merubah namanya menjadi Gereja Bethel. Gereja Bethel mulai beroperasi mulai 21 Desember 1879. Gereja ini sekarang hanya menyisakan pondasi berukuran 23,70 m x 9,70 m. Pada saat Perang Dunia II, gereja di tutup pada 1941 dan dijadikan markas oleh tentara Jepang yang kemudian hancur akibat di bom oleh Sekutu. Di samping kiri Gereja Betel dibangun gereja baru yang diberi nama Gereja Lahai-Roi. Gereja ini dibangun di atas tugu salib pertama. Gereja dibangun dengan arsitektur yang sama dengan gereja Betel, hanya saja terdapat tambahan di sayap kiri dan kanan.
Pondasi Asrama Putri Maria Martha
Pondasi asrama putri terletak di sebelah Timur Gereja Bethel. Berdasarkan informasi yang diperoleh Asrama Putri ini dibangun oleh Pendeta C.W. Ottow bersama istrinya pada tahun 1857. Bangunan hanya menyisakan pondasi berukuran 12,60 m x 10,45 m. Kondisi pada saat tim turun sangat kotor dan tidak terpelihara. Rumput menutupi seluruh bagian pondasi sehingga pondasi yang dimaksud tidak terlihat.
Sumur Tua Pendeta J.L. Van Hasselt
Sumur Tua ini dibangun oleh anak-anak piara J.L. Van Hasselt. Sumur ini tadinya diperuntukkan bagi lingkungan gereja dan tertutup bagi masyarakat umum. Tetapi sekarang dipergunakan untuk kepentingan masyarakat. Sumur tua ini memiliki diameter 3,35 m. Sumur ini mulai dibangun pada bulan Juni 1872 untuk mempermudah murid-murid Pendeta van Hesselt mengambil air karena sebelumnya mereka harus mengambil air dari tempat yang jauh. Lokasi sumur berada pada jarak sekitar 100 meter dari bibir pantai. Saat Perang Dunia II berlangsung, sumur ini dibom oleh Sekutu. Pada tahun 1988 sumur ini diperbaiki kembali oleh warga masyarakat. Di sebelah utara sumur ini terdapat peninggalan pondasi dari bangunan asrama putri.
Pondasi Rumah Pendeta Van Hasselt
Pondasi berdenah persegi empat dengan ukuran 14,3 m x 17,3 m. Sekarang pondasi ini diperpanjang dan diberi atap serta difungsikan menjadi Balai Pertemuan pada saat peringatan masuknya injil di Manokwari setiap 5 Februari.
Tugu Peringatan Injil
Tugu ini sebagai simbol awal mula masuknya Injil (Kristen) di Tanah Papua. Pada tugu peringatannya terdapat prasasti yang antara lain menuliskan nama C.W. Ottow dan Geissler. Tugu ini terletak di tepi pantai menghadap laut ke arah kota Manokwari.