You are currently viewing Studi Mitigasi Bencana Geologi pada Kawasan Candi Gedong Songo (Bagian 1)

Studi Mitigasi Bencana Geologi pada Kawasan Candi Gedong Songo (Bagian 1)

(BPCB Jateng) Kawasan Candi Gedong Songo berada di lereng bukit yang relatif curam sehingga mempunyai potensi bencana geologi seperti bencana longsor yang dapat mengancam kelestarian CB, hal ini diketahui dari banyak dijumpainya  beberapa titik longsor. Selain didukung oleh kondisi geologi  berupa struktur geologi, kemiringan lereng dan jenis litologi (batuan) yang ada, faktor lain yang dapat memicu terjadinya longsor adalah penggunaan lahan yang kurang mendukung seperti penanaman vegetasi yang tidak tepat, adanya kegiatan penambangan liar, aktivitas pedagang kakilima, serta bangunan  pendukung lainnya.

Sebagaimana hasil rapat koordinasi pada bulan Desember 2009 di Bandungan dengan Direktur Purbakala, Pemkab Semarang dan Pemprov Jateng bahwa dalam rangka pelestarian dan pemanfaatan Kawasan Candi Gedong Songo perlu dilakukan kajian/survei potensi situs. Untuk menindaklanjuti hal tersebut maka dilakukan Studi Mitigasi Bencana Geologi pada Kawasan Candi Gedong Songo.

Hasil studi ini akan menjadi salah satu acuan dalam kerangka pelestarian dan pemanfaatan Kawasan Candi Gedong Songo.

GEOLOGI REGIONAL GUNUNG UNGARAN

Gunung Ungaran memiliki bentuk stratovulkan yang telah mengalami evolusi sejak Plio-Pleistosen hingga Holosen dan lebih jauh Van Bemmelen (1970) memasukkan ke dalam depresi volcano-tektonik. Bentuk dan perkembangan dari Gunung Ungaran sangat dipengaruhi oleh adanya curah hujan dan tingkat erosi yang tinggi. Slope atau kelerengan dapat mengalami perubahan akibat adanya aliran lava. Aliran lava tersebut dapat menyebabkan lereng menjadi curam atau lebih landai dibandingkan sebelumnya (Verstappen, 2000).

Stratigrafi regional

Geologi regional (Thanden dkk., 1996) Gunung Ungaran tersusun terutama oleh batuan beku ataupun hasil letusan gunung api dan batuan sedimen, yang tertua berumur Miosen Tengah (11,8 – 16 juta tahun) sampai dengan yang termuda berumur Kuarter (kurang dari 1,8 juta tahun). Secara setempat, di sebelah selatan sampai tenggara, di sekitar Ambarawa, dan di sebelah utara, di sekitar Ungaran, tersingkap batuan beku andesit (Tma) yang membentuk gunung-gunung kecil, seperti pada Gunung Turun, Gunung Kendalisodo, Gunung Siwakul, Gunung Mabang, dan Gunung Pertapan yang berumur Miosen Tengah (lihat gambar 1, Thanden dkk., 1996). Di samping itu juga tersingkap secara setempat pula batuan beku basal (Tmb) yang berumur Miosen Tengah di Gunung Sitapel, Gunung Klesem dan Gunung Mergi di sebelah timur. Di sekitar Gunung Ungaran, pada lereng, juga tersingkap Formasi Kerek (Tmk) yang tersusun oleh perselingan batulempung, napal, batupasir tufan, konglomerat, breksi volkanik dan batugamping. Secara tidak selaras batuan beku dan formasi berumur Miosen Tengah tersebut ditumpangi oleh formasi dan hasil aktivitas gunungapi Pliosen, yaitu:  Formasi Penyatan (QTp) yang terdiri dari batupasir tufan, breksi volkanik, tuf, batulempung dan aliran-aliran lava; Formasi Kaligetas (Qpkg) yang tersusun oleh breksi volkanik, tuf, aliran lava, batupasir tufan dan batulempung; Formasi Jongkong (Qpj) yang tersusun oleh breksi andesit hornblende-augite; Batuan Gunungapi Kaligesik (Qpk) yang tersusun oleh aliran basal olivin augite; Batuan Gunungapi Gajahmungkur (Qhg) yang terdiri dari lava andesit hornblende-augite, berumur Holosen.

Aliran lava Gunung Sumbing (Qls) yang pada Gunung Ungaran  tersusun oleh aliran puncak andesit  hornblende augit dan pada aliran lereng terdiri dari lahar dan endapan gunungapi muda. Endapan lahar terdiri dari bongkah-bongkah tak terpisahkan menyudut tanggung – membulat tanggung dengan diameter sampai dengan 2 m; dan pada kaki gunungapi sebelah timur diendapkan Endapan Aluvium (Qa) yang terdiri dari kerikil, kerakal, pasir dan lanau.

Menurut Budiardjo dkk. (1997), stratigrafi daerah Ungaran dari yang tua ke yang muda adalah sebagai berikut (Gambar 2).

  1. Batugamping vulkanik (jika menurut peta geologi Thanden dkk., 1996, termasuk Formasi Kerek, Tmk)
  2. Breksi vulkanik I (termasuk Formasi Penyatan, QTp)
  3. Batupasir vulkanik (termasuk Formasi Kaligetas, Qpkg)
  4. Batulempung vulkanik (termasuk Formasi Kerek)
  5. Lava andesit I (batuan Gunungapi Gajahmungkur, Qhg)
  6. Andesit porfir I (termasuk di dalam Formasi Penyatan, QTp)
  7. Breksi vulkanik II (batuan Gunungapi Kaligesik, Qpk)
  8. Breksi vulkanik III
  9. Andesit porfir II (batuan beku andesit, Tma)
  10. Lava andesit II (aliran lava Gunung Sumbing, Qls)
  11. Aluvium

 

Jika dibandingkan dengan Thanden dkk., 1996, tampak bahwa pada nama stuan batuan dan formasi yang sama tetapi umurnya berbeda karena pendekatannya berbeda dan keduanya tidak ada penentuan umur absolut.