You are currently viewing Sebuah Renungan tentang Pemanfaatan Cagar Budaya (2)

Sebuah Renungan tentang Pemanfaatan Cagar Budaya (2)

Sore itu tampak beberapa crew film mempersiapkan segala peralatan dan property di salah satu candi. Semua tampak sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Tampak beberapa orang mencoba kamera apakah sudah berfungsi dengan baik ataukah belum.  Sementara para crew mempersiapkan segala peralatan, beberapa pemain film juga tampak dirias. Ada juga pemain film yang telah siap di tempat dimana shooting dilakukan. Tidak lama seseorang berteriak tanda peralatan telah siap. Sutradara segera memberikan aba-aba untuk penggambilan gambar. Setelah diamati lebih seksama ternyata adegan yang diambil menceritakan dua orang yang sedang bercakap-cakap di area reruntuhan batu. Bongkahan-bongkahan batu candi ditampakkan sangat dramatis di kamera dengan efek tertentu. Bangunan candi tidak tergambar sama sekali.

Diatas merupakan salah satu contoh situasi pemanfaatan cagar budaya yang dilakukan masyarakat. Tentu saja dalam pemanfaatan ini sudah melalui tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh pemohon dari pengajuan surat permohonan sampai dengan presentasi kegiatan. Ijin juga dikeluarkan melalui kajian pemanfaatan. Beberapa hal-hal yang boleh dilakukan dan hal-hal yang tidak boleh dilakukan termasuk bebarapa properti yang dapat digunakan disampaikan kepada pemohon. Dalam pelaksanaan penggambilan gambar juga terus di dampingi oleh petugas.

Yang menjadi renungan bersama adalah bagaimana penghargaan masyarakat terhadap keberadaan candi-candi ini. Candi -candi ini memang sangat eksotis dilihat dari unsur-unsur bangunannya. Buktinya banyak pelaku seni dan film jatuh cinta untuk menggunakan candi-candi ini sebagai sebuah setting. Namun pantaskah candi-candi yang merupakan karya nenek moyang kita dimana terkandung nilai-nilai luhur diperlakukan hanya untuk sebuah setting penggambilan sebuah adegan dimana adegan tersebut malah menggambarkan sebuah tempat lain yang tidak ada hubungannya dengan candi. Apakah akan lebih bijaksana jika sebuah candi ditonjolkan dalam sebuah karya apapun termasuk sebuah film. Jika setting tempat yang dikehendaki tidak menggambarkan sebuah candi kenapa harus dicandi.  Mari kita renungkan bersama.