You are currently viewing Perkembangan Tinggalan Tertulis II, Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Perkembangan Tinggalan Tertulis II, Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Prasasti bertanggal tertua yang ditemukan di Jawa Tengah adalah prasati Canggal (654 TS atau 732 TU), yang menggunakan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta. Prasasti yang ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir (Salaman, Magelang) ini mempunyai peranan yang penting dalam mengungkapkan sejarah Jawa tengah karena disamping memberikan informasi tentang kesuburan Pulau Jawa, pujian terhadap bangunan suci, prasasti ini juga membuat pujian terhadap penguasa (Sanna dan Sanjaya) yang memerintah pada sebah institusi kerajaan. Melalui sumber prasasti yang lain, institusi kerajaan tersebut kemudian diketahui bernama Mataram. Selain itu, prasasti Canggal juga memberikan pengetahuan mengenai cara penulisan angka tahun dalam bentuk Sengkalan memet.

 Di dalam perkembangannya, juga ditemukan prasasti yang berhuruf Pallawa Muda dan berbahasa Melayu Kuna seperti yang digunakan dalam prasati-prasasti yang berasal dari Kerajaan Sriwijaya di Sumatra. Prasasti yang dimaksud adalah Prasasti Sojomerto yang ditemukan di daerah Batang. Informasi yang diperoleh dari prasasti ini adalah genealogis seorang tokoh yang bernama Daputa Salendra. Walaupun prasasti ini tidak menyebut nama institusi kerajaan, akan tetapi nama Daputa Selendra dalam prasasti ini menjadi titik tolak yang penting dalam sejarah Jawa Tengah. Nama tersebut telah menjadi bukti bahwa Wangsa Sailendra yang pernah mencapai puncak kekuasaanya di wilyah Jawa Tengah bukan pengusa asing seperti yang banyak disebut dalam tulisan-tulisan sejarah, melainkan penguasa lokal. (Foto Prasasti Canggal)