You are currently viewing Pemugaran Candi Induk Sewu, Pemugaran (bagian 7), Candi Sewu dan Sejarah Pemugarannya

Pemugaran Candi Induk Sewu, Pemugaran (bagian 7), Candi Sewu dan Sejarah Pemugarannya

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah sampai saat terus menerbitkan buku bertema Cagar Budaya. Beberapa buku yang telah diterbitkan merupakan buku yang cukup sering digunakan untuk referensi guna melakukan tindakan pelestarian suatu cagar budaya. Buku-buku ini sering disebut sebagai buku “Babon” karena sangat memegang peranan penting. Salah satu buku “Babon” ini adalah Buku Candi Sewu dan Sejarah Pemugarannya. Adapun tim penulis buku ini adalah Penasehat/editor : IGN Anom, Penanggung Jawab : Tri Hatmaji, Tim Penyusun terdiri dari Ketua : Kusen, Anggota : I Made Kusumajaya, Gutomo, Rusmulia Ciptadi H, Murdjijono, Sudarno, dan Suhardi. Buku ini diterbitkan sebagai bagian Proyek Pelestarian / Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah 1991- 1992. Untuk lebih memudahkan akses masyarakat untuk dapat membaca buku ini, laman ini akan menampilkan bagian per bagian dari buku Candi Sewu dan Sejarah Pemugarannya.

Titik- titik yang berada di sisi luar bangunan kedudukannya diukur dari polygone-polygone yang sudah ada, sedang titik- titik yang terletak di dalam bilik yang posisinya tidak terlihat dari polygone, pengukurannya dilakukan dengan menggunakan stasiun- stasiun pembantu yang ditempatkan pada bangunan. Adapun pelaksanaan pengukuran menggunakan alat ukur Theodolite Wild T2 untuk pendataan jarak/ sudut horisontal. Waterpass Nikon untuk pendataan ketinggian, dan B.T.M Wild To untuk menentukan arah terhadap utara kompas. Hasil pengukuran dengan ketiga jenis alat ukur tersebut tidak diragukan ketelitiannya.

Semua data pengukuran horisontal didokumentasikan dengan sistem perhitungan koordinat seperti yang sudah diuraikan di depan. Sedang mengenai dasar perhitungan ketinggian diambilkan dari titik triangulasi yang terdapat di daerah Prambanan. Selanjutnya hasil pengukuran tersebut dituangkan dalam bentuk gambar berskala baik yang berupa gambar denah maupun gambar potongan. Disamping pengukuran dengan alat ukur yang berpedoman pada polygone, dilakukan pula pengukuran langsung pada bagian- bagian bangunan dengan roll meter. Pengukuran langsung ini sekaligus berfungsi sebagai penguji ketepatan pengukuran sebelumnya. Ternyata hasil kedua cara pengukuran tersebut sama.