You are currently viewing Masjid Al-Wustho, Masjid Kraton Puro Mangkunegaran

Masjid Al-Wustho, Masjid Kraton Puro Mangkunegaran

Masjid Al Wustho merupakan masjid keraton milik Keraton Puro Mangkunegaran, Surakarta. Masjid ini terletak di Jl. Kartini no 2 Surakarta yang secara administratif berada di Kampung Ketelan, Kalurahan Ketelan, Kecamatan. Banjarsari, Kota Surakarta. Masjid Al Wustho berada di tepi jalan besar yang lalu lintasnya sangat padat. Bangunan-bangunan yang mengelilingi Masjid Al Wustho adalah sebelah timur Keraton Puro Mangkunegaran,  sebelah utara bangunan sekolah SD dan SMA Muhammadiyah I, sebelah barat dan selatan merupakan perumahan penduduk.

Masjid Al Wustho Mangkunegaran Banjarsari Surakarta didirikan oleh KGPAA Mangkunegaran VII pada tahun 1295 H / 1878 M / 1807 J  dan pembangunannya selesai pada tahun 1918. Pengelolaan Masjid dipercayakan kepada para pengurus yang diangkat menjadi Abdi Dalem Keraton Mangkunegaran. Sejak jaman penjajahan Belanda sampai beralih ke penjajahan Jepang, Masjid Al-Wustho tetap sebagai Masjid Keraton. Adanya perubahan Situasi kenegaraan dengan diproklamasikannya Kemerdekaan Republik Indonesia, Membawa perubahan-perubahan terhadap Status Masjid. Pengelolaannya diserahkan kepada Kementrian Agama dengan suratnya Nomor. Pem.50/2/7, tertanggal 12 April 1952, dan putusan Menteri Dalam Negeri Nomor. E/23/6/7 tertanggal 14 September 1948. Dalam keputusan Menteri Agama tahun 1962 disebutkan, bahwa Masjid Al Wustho Mangkunegaran adalah Masjid yang diurus dan dipelihara oleh Departemen Agama dengan mengikutsertakan eksponen-eksponen masyarakat.

Masjid Al Wustho  dikelilingi pagar tembok setinggi 3 m, tembok  bagian depan berbentuk lengkung. Komplek Masjid Al Wustho mempunyai dua pintu gerbang, yaitu di sebelah timur dan utara. Pintu gerbang utama terletak di sebelah timur berbentuk lengkung yang dihias kaligrafi Arab pada bagian permukaannya, sedangkan pada pintu gerbang utara polos tidak ada hiasan.

Bangunan-Bangunan Masjid Al Wustho

Kompleks masjid Al Wustho  terdiri dari 2 bagian yaitu bagian luar dan dalam masjid. Pada bagian luar terdapat beberapa bangunan yaitu maligin, menara dan kantor pengurus masjid beserta tempat tinggal dan perpustakaan. Sedangkan masjid. bagian dalam masjid berupa  serambi, bangunan utama, pawestren dan tempat wudlu.

Bagian Luar Bangunan Masjid

  1. Maligin

Bangunan Maligin terletak di sebelah selatan masjid di depan pawestren. Bangunan ini berupa bagunan kecil berdenah lingkaran. Bangunan ini beratap sirap dari bahan kayu jati dan pada puncaknya terdapat mastaka. Pada bagian dindingnya terdapat motif hias lengkung-lengkung kubah berwarna hijau. Banguna ini terdapat lima buah jendela dan pintu berbentuk lengkung kubah tanpa pentup. Bangunan tersebut dahulu digunakan sebagai tempat khitanan, sebelumnya anak-anak yang akan dikhitan membaca shahadat dahulu di serambi.

  1. Menara

Di sisi utara di depan kantor pengurus masjid terdapat bangunan menara  setinggi 25 m dengan diameter 2 m.  Menara tersebut dibangun pada tahun 1926. Menara ini beratap sirap dari kayu jati dan memiliki satu pintu. Berbentuk lengkung kubah. Pada dinding atas pintu terdapat jenbdela dengan bentuk yang sama. Di bawah atap terdapat ruangan dengan 6 buah jendela berbentuk lengkung kubah tanpa penutup. Ruang ini dulunya digunakan untuk mengumandangkan Azan. Pada bagian dalam menra terdapat tangga masuk untuk naik sampai ruang atas dari bahan besi. Sekarang menra sudah tidak difungsikan untuk mengumandangkan azan.

  1. Markis

Markis terletak di depan serambi masjid. Bangunan  ini berupa gerbang dengan dinding di sebelah selatan, timur dan utara yang  berbentuk lengkung kubah. Pada dindingnya terdapat hiasan kaligrafi arab. Bangunan ini juga berfungsi sebagai gerbang pintu masuk masjid.

  1. Bangunan lainnya

Bangunan lain yang berada dalam satu lingkungan masjid adalah di sebelah utara  terdapat ruang pengurus masjid (ta’mir), perpustakaan,  tempat tinggal pengurus masjid dan klinik kesehatan.Ruang tersebut berbentuk memanjang ke belakang. Antara bangunan masjid dan ruang pengurus masjid dihubungkan oleh koridor. Selain itu, terdapat koridor yang menghubungkan bangunan masjid dengan bangunan di sebelah selatan yang sekarang dihuni oleh beberapa keluarga.. Bangunan  lain yang merupakan bagunan tambahan pada masa selanjutnya adalah bangunan TK Bustanul Athfal yang terdapat di sebelah selatan masjid.

 

Bagian Dalam Bangunan Masjid

  1. Atap

Atap masjid berbentuk tumpang beringkat tiga dan atap dari genteng. Pada bagian puncaknya terdapat mastaka dari semen. Bagian dalam atap masjid diberi hiasan kaca patri (vitrum) berbentuk  deretan lengkung.

  1. Serambi

Bangunan serambi berukuran 22 x 11 meter dan disangga oleh 18 buah tiang (saka). Di serambi  terdapat bedug yang diberi nama Kyai Dana Swara dan kentongan yang diletakkan pada bagian timur laut. Pada dinding barat sebelah uatara terdapat prasasti dari batu marmer bertuliskan huruf arab dan jawa yang ditulis oleh R.T.K.H Imam Rosyidi seorang Penghulu Istana Mangkunegaran.

  1. Ruang Utama

Ruang utama berukuran 22 x 24 meter. Antara serambi dengan ruang utama dipisahkan oleh dinding tembok dengan tiga pintu dan dua jendela dari kayu, yang  bagian atas berbentuk lengkung. Ruang utama masjid disangga oleh  4 saka guru  yang diberi hiasan kaligrafi Arab dan 12 saka rawa ( tiang penyangga). Pada bagian barat ruang utama terdapat mihrab atau tempat pengimaman serta mimbar  untuk berkhotbah. Lantai masjid berupa tegel motif flora.

  1. Bagian lainnya

Di sebelah selatan ruang utama terdapat bangunan pawestren yang digunakan untuk tempat sholat wanita.  Di depan pawestren terdapat tempat wudlu wanita. Sedangkan tempat wudlu bagi pria berada di sebelah utara ruang utama.

(disarikan dari laporan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah)