You are currently viewing Lagi, Struktur Batu Ditemukan di Kawasan Dieng, Ini Penjelasan dari BPCB Jateng

Lagi, Struktur Batu Ditemukan di Kawasan Dieng, Ini Penjelasan dari BPCB Jateng

Klaten-BPCBJateng Berita tentang penemuan struktur batu pada tanggal 17 Januari 2020 di Kawasan Dieng sudah ramai di bicarakan dan diberitakan. Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah tentunya tidak tinggal diam. Segera setelah berita temuan dilaporkan, tim BPCB Jateng dikirim untuk meneliti lebih lanjut. Tim ini berangkat pada tanggal 17 Februari 2020 dan berada di Kawasan Dieng selama 5 hari.

Struktur bangunan pertama kali ditemukan pada tanggal 17 Januari 2020 di tanah milik Alif Faosy. Struktur  tersebut di temukan secara tidak sengaja pada saat dilakukan penggalian untuk pembuatan septic tank. Pada kedalaman 2 meter ditemukan struktur batu yang diduga struktur sebuah bangunan. Penemuan kemudian ditindak lanjuti dengan kegiatan peninjauan dari kantor Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah pada tanggal 17 Januari sampai dengan 21 Februari 2020.

Berdasarkan hasil peninjauan dan pengukuran terhadap struktur yang sudah tampak, dapat diketahui bahwa struktur tersebut terdiri dari 10 lapis batuan dengan tinggi 110 cm. Pada bagian atas struktur terdapat susunan balok batu yang berbentuk padma yang merupakan bagian selasar sebuah bangunan dengan panjang 140 cm ke arah barat dan lebar 130 cm ke arah selatan, pada sudut bagian ini terdapat struktur memanjang ke arah timur sepanjang 144 cm (diperkirakan bagian kaki penampil). Balok-balok batu penyusun struktur tersebut memiliki ciri khusus yang belum pernah di temukan di Kawasan Dieng yaitu berukuran lebar dan tipis.

Beberapa balok batu yang sudah terlepas akibat penggalian telah diangkat dan dikumpulkan di sekitar temuan struktur tersebut. Temuan yang berupa pecahan batu bagian atap bermotif hias padma dan patahan cerat yoni di simpan di museum Unit Candi Dieng demi keamanan.

Tidak jauh dari temuan struktur yaitu di daerah sebelah utara juga banyak di temukan temuan permukaan berupa balok-balok batu bagian kulit yang diduga merupakan komponen penyusun sebuah bangunan candi, yang saat ini dimanfaatkan oleh warga masyarakat untuk pembatas ladang dan talud penyangga tebing. Dibutuhkan kajian dan kegiatan lebih lanjut untuk memastikan temuan struktur batu ini adalah sebuah candi.