Aktualisasi Nilai Cagar Budaya Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Desa Kebon Dalem Kidul

Batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja – raja di Indonesia. Konon, pada awalnya batik memang dikerjakan hanya terbatas dalam keratin, untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Bahkan hingga sekarang ada motif – motif batik tertentu yang tidak boleh digunakan untuk masyarakat umum, tapi khusus untuk keluarga kerajaan. Pada awal keberadaannya, motif batik terbentuk dari symbol – symbol yang bermakna, bernuansa tradisional Jawa, Islami, Hinduisme dan Budhisme. Dalam perkembangannya, batik diperkaya oleh nuansa budaya lain seperti Cina dan Eropa modern.

Keputusan bahwa batik diakui sebagai salah satu warisan budaya dunia yang dimiliki oleh Indonesia telah dikuatkan oleh keputusan UNESCO yang menyatakan bahwa batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak Oktober 2009

Pelatihan batik diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah bekerjasama dengan Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta. Dengan adanya pelatihan tersebut diharapkan peserta terpilih yang berasal dari desa Kebon Dalem Kidul dapat menerapkan pengetahuan untuk membuat batik yang motifnya terinspirasi dari relief Candi Sojiwan sebagai situs cagar budaya yang ada di desa tersebut.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil seni budaya yang tinggi nilainya, antara lain batik, tekstil kerajinan yang mempunyai ciri khusus dari berbagai daerah termasuk motif-motif atau desain batik. Batik mempunyai nilai budaya tinggi yang pantas dilestarikan keberadaannya, karena mempunyai nilai ekonomis yang cukup potensial. Di Indonesia sebagian besar UKM Batik selama ini masih banyak menggunakan zat warna sintetis yang disebagian besar wilayah Eropa sudah tidak dipergunakan lagi untuk zat warna sintetis yang mengandung racun yang membahayakan bagi kulit pemakainya, maka untuk memperluas jangkauan pasarnya diperluas proses pencelupannya menggunakan Zat Warna Alam (ZWA), karena konsumen mancanegara atau beberapa negara sudah melarang penggunaan Zat Warna Sintetis yang bersifat karsinogen. Batik dengan ZWA ini dapat diterapkan pada kain katun maupun sutera yang digunakan sebagai bahan busana atau produk-produk lainnya merupakan produk yang eksklusif dengan desain yang indah , menarik dan proses teknologi yang benar akan menghasilkan produk yang daya tahan luntur-warnanya baik dan berkualitas (tidak mudah luntur) dan juga merupakan produk budaya berkhasanah teknologi domestik. Produk batik seperti ini senantiasa memerlukan penanganan yang tepat dan benar dicelah-celah kemajuan teknologi yang semakin canggih yang memiliki variasi desain yang terus berkembang. Batik mempunyai pangsa pasar tersendiri dan berpeluang untuk dapat terus dikembangkan, asal selalu mengikuti perkembangan desain dan selera konsumen yang ditujunya dengan kualitas produk yang baik.

Perkembangan selera konsumen dalam memilih produk-produk yang akan dibelinya semakin lama semakin meningkat, sehingga perkembangannya harus diikuti pula oleh para produsennya ataupun para pemula yang ingin terjun dalam usaha Batik, termasuk perajin Batik yang ada di daerah Prambanan dengan mengembangkan diri mempelajari lebih mendalam pencelupan Zat Warna Alam. Produk-produk kerajinan tangan termasuk batik yang eksklusif dan dengan desain yang menarik yang diproses dengan Zat Warna Alam masih mempunyai potensi dan peluang pasar yang cukup baik, asalkan ditangani secara baik, tepat dan selalu mengikuti perkembangan selera konsumen dengan memperhatikan aspek mutu dan desain. Dengan demikian akan menghasilkan produk-produk yang senantiasa disukai oleh pangsa pasar yang ditujunya. Terutama pasaran mancanegara yang konsumennya telah mempunyai kesadaran yang tinggi akan kesehatan dan cenderung kembali ke alam (back to nature), maka dalam memilih produk-produk yang dipakainya sangat selektif dan sangat menyukai produk-produk yang natural. Untuk itu Batik dengan Zat Warna Alam ini mempunyai potensi yang besar untuk dapat bersaing di pasaran global, asalkan terus dikembangkan desain dan mutunya yang selalu mengikuti perkembangan selera konsumen diharapkan dapat mempunyai peluang yang besar menjadi komoditi ekspor yang handal dari Daerah Prambanan.

Pengembangan industri memiliki peranan yang penting, harus semakin ditingkatkan pertumbuhannya, sehingga akan mampu mempercepat terciptanya pertumbuhan ekonomi yang seimbang diharapkan dapat memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi UKM atau perajin Batik yang telah ada untuk dapat terus mengembangkan diri dan membuka peluang bagi pemula untuk membuka usaha baru dibidang Batik ini.

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pembinaan dan pengembangan industri senantiasa diarahkan guna menciptakan sumber daya manusia industri yang berkualitas serta meningkatkan daya saing produk. Balai Besar Kerajinan dan Batik sebagai lembaga pembina industri kerajinan dan batik berkewajiban untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan sumberdaya manusia industri kerajinan dan batik. Selanjutnya Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah telah sepakat melakukan kerjasama untuk menyelenggarakan kegiatan “Pelatihan Teknologi Batik Tulis dan cap dengan Zat Warna Alam”. Dimana maksud dari pelatihan ini peserta diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas produk Batik yang telah dibuatnya selama ini dan dengan Pencelupan Zat Warna Alam yang mana untuk pewarnaan ini yang teknologinya sudah diperbaiki, maka hasilnya tidak mudah luntur dan desain warnanya lebih bervariatif, sehingga diharapkan usahanya yang telah digelutinya selama ini dapat berkembang dan tidak menutup kemungkinan dapat membuka peluang untuk pasar ekspor.

Selain Pelatihan Batik Tulis dan Cap dengan Zat Warna Alam, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah juga bekerjasama dengan Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta menyelenggarakan Pelatihan Batik Tulis dan Cap dengan Zat Warna Sintetis. Dengan pelatihan ini nantinya diharapkan dapat mengembangkan ketrampilan bagi para pengrajin yang ada di daerah asal dibidang batik dan diharapkan dapat memperluas peluang pasarnya. Dalam kegiatan pelatihan ini diberikan pengetahuan proses batik dengan zat warna sintetis dan meningkatkan wawasan perkembangan desain batik untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan tentang proses batik. Komoditi batik masih cukup besar peluang untuk dapat meraih pasar baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri, asalkan pelaku usaha batik atau peminat batik tetap jeli dan kreatif dalam membaca selera konsumen dan menjaga kualitas produknya. Dengan pelatihan ini diharapkan potensi sumberdaya manusia dapat maju dan berkembang.

Selain melaksanakan pelatihan batik dengan zat warna alam dan sintetis, Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah juga bekerjasama dengan Balai Besar Kerajinan dan Batik dalam Pelatihan Produk Busana Jadi, mengingat seni busana batik mempunyai nilai budaya yang tinggi yang pantas dilestarikan keberadaannya, karena mempunyai nilai ekonomis yang cukup potensial dan juga didukung oleh seni teknis penjahitan produk busana batik itu sendiri. Daerah Prambanan merupakan daerah Jawa Tengah yang baru berkembang dan sedang giat berusaha untuk meningkatkan perekonomian daerahnya, maka pada kesempatan ini mengirimkan pengrajin penjahit produk busana jadi motif batik untuk belajar di Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta dengan mengikuti pelatihan teknik pembuatan produk busana jadi batik. Dengan adanya teknik – teknik penjahitan busana jadi produk motif batik ini Daerah Prambanan dapat digali dan dikembangkan menjadi model penjahitan motif batik yang baru berkembang dan menarik untuk dikembangkan menjadi produk pakaian batik yang merupakan busana yang eksklusif dengan desain yang indah. Di Daerah Prambanan selama ini masih jarang pengrajin penjahitan batik, hal ini mungkin disebabkan kemampuan SDM yang sangat terbatas.

Kerjasama pelatihan yang terakhir dalam kegiatan Aktualisasi Nilai Cagar Budaya Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat Desa Kebon Dalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten adalah Pelatihan Tritik Sasirangan Jumputan dengan Zat Warna Alam.Maksud dan tujuan kegiatan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan Pengetahuan Proses dan Desain Tritik Sasirangan Jumputan dengan Zat Warna Alam, juga meningkatkan wawasan perkembangan desain dan teknologi proses Pengikatan dan Pewarnaan agar dapat berkembang dan dapat eksis ditengah persaingan global yang selalu menuntut produsen agar menghasilkan produk yang baik dan berkualitas. Komoditi Tritik Sasirangan Jumputan dengan Zat Warna Alam ini masih cukup besar peluang untuk dapat meraih pasar baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri, asalkan perajin jeli dan kreatif dalam membaca selera konsumen. Untuk itu perajin harus selalu mengembangkan diri dengan berlatih dan mengembangkan wawasannya agar dapat menghasilkan produk yang eksklusif guna meraih pasar yang lebih luas dan dapat meningkatkan perekonomian. Dengan pelatihan ini diharapkan potensi sumberdaya manusia industri daerah Prambanan dapat maju dan berkembang.