You are currently viewing Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya, Seni Bangunan Kolonial (2)

Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya, Seni Bangunan Kolonial (2)

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Pada tahun 1920-an mulai didirikan bangunan-bangunan umum dan rumah-rumah tinggal yang megah di berbagai kota di Jawa, termasuk kota-kota di Jawa Tenga, seperti Semarang, dan Surakarta. Bangunan-bangunan itu di antaranya berupa bank, stasiun, gereja, dan kantor-kantor pemerintahan. Selain itu, di perkebunan-perkebunan didirikan pabrik, dan perumahan pegawai. Perkembangan seni bangunan ini tidak terlepas dari beberapa arsitek ternama, misalnya: Henri Maclaine Pont dan Herman Thomas Kartsen. Mereka merancang baik bagunan individual maupun wajah kota dengan memperhatikan filsafat, alam pikiran, dan ekologi alam sekitar. Tercatatnya nama-nama arsitek tersebut di atas merupakan suatu hal yang berbeda dengan kebiasaan masa-masa sebelumnya, yang tidak pernah mencatat nama para arsitek yang merancang suatu bangunan. Nama arsitek yang merancang suatu bangunan biasanya dicatatdalam laporan-laporan tertulis, atau pada prasasti yang ditempelkan pada dinding bangunan tersebut.

Kartsen banya merancang berbagai bangunan dan kawasan di Semarang. Bangunan-bangunan yang dihasilkan adalah Pasar Johar yang selesai dibangun pada tahun 1933 TU. Pasar itu merupakan pasar terbesar dan termodern pada waktu itu. Sayang, pasar tersebut sekarang sudah mengalami banyak perubahan. Selain itu, ia juga merancang dan membangun gedung pertunjukkan Soebokerti. Padamasanya Sobokerti adalah gedung modern untuk menggelar pertunjukkan-pertunjukkan yang dapat dinikmati [enonton dari tiga arah. Kartsen juga merancang kawasan permukiman baru yang sehat dan terencana, yaitu Candi Baru di selatan kota Semarang lama. Selain di Semarang ia merancang pula bangunan di Surakarta, yaitu Pasar Gede yang baru-baru ini terbakar habis, dan Masjid Al-Wustho Mangkunegaran, Bangunan masjid ini menunjukkan perpaduan antara seni bangunan Jawa, dan Arab, dengan pengerjaan teknik modern.

Di kota Surakarta juga banyak berdiri bangunan-bangunan dengan gaya seni bangunan Belanda yang diadaptasi dengan situasi dan kondisi setempat. Beberapa di antara bangunan-bangunan tersebut adalah; Loji Gandrung, Bank Indonesia yang dahulu digunakan untuk Javasche Bank, Kantor PERTANI, Museum Radya Pustaka, Stasiun Jebres.

Keterangan Foto: Pasar Gede, Surakarta