You are currently viewing Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya, Seni Bangunan Klasik (1)

Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya, Seni Bangunan Klasik (1)

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Pengaruh budaya India yang masuk ke Indonesia mulai sekitar awal tarikh TU mengakibatkan terjadinya perubahan melalui proses akulturasi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Perubahan dalam berbagai aspek kehidupan itu anatara lain tampak dalam bidang agama dan seni bangunan. Kedua aspek yang memang erat kaitannya itu diwujudkan dalam bentuk bangunan candi.

Dalam sejarah seni bangunan di Indonesia, hasil seni bangunan tertua yang mempunya ruangan dan atap yang masih dapat dilihat keberadaannya pada masa kini adalah candi, baik yang dibuat dari batu maupun bata. Adapun bangunan lain, seperti rumah tinggal, hanya dapat diketahui keberadaanya dari relief-relief candi, mengingat bahan bangunan yang digunakan bersifat cepat lapuk. Candi yang berfungsi sebagai kuil pemujaan agama Hindu dan Buddha biasanya mempunyai ruang untuk menempatkan patung yang menggambarkan dewa, sekaligus raja titisannya. Di Indonesia, roh leluhur lebur menyatu dengan dewa yang di dunia manusia diwakili oleh raja. Dengan demikian, pemujaan terhadap dewa agama Hindu dan Buddha di Indonesia waktu itu merupakan bentuk baru dari pemujaan terhadap roh leluhur yang sudah ada sebelumnya.

Secara konseptual, bentuk fisik candi yang menjulang tinggi merupakan replika Gunung Mahameru, tempat bersemayam para dewa. Oleh sebab itu, hiasan-hiasan yang ada pada bangunan candi juga menggambarkan alam kedewaan yang serba indah, misalnya relief makhluk kayangan dan bunga teratai . dengan demikian, candi dapat dikatakan sebagai “rumah” para dewa yang pada gilirannya digambarkan secara visual dalam bentuk arca dewa yang juga menggambarkan raja sebagai objek pemujaan.

Di dalam sejarah seni bangunan candi dikenal istilah bangunan masa klasik tua yaitu candi dari kurun waktu sebelum tahun 1000 TU, dan seni bangunan klasik muda yaitu candi dari kurun waktu sesudah tahun 1000 TU . kedua istilah ini menggantikan istilah terdahulu, yaitu seni bangunan candi Jawa Tengah dan Jawa Timur yang sering rancu dengan pengertian yang bersifat kedaerahan, meskipun sebenarnya lebih berhubungan dengan kurun waktu. Contohnya adalah Candi Badut yang berdiri di Dinoyo (Kabupaten Malang, Jawa Timur); dari segi kewilayahan Candi Badut ada di Jawa Timur, tetapi dari segi kurun waktu dan gaya seni bangunanya tersebut termasuk dalam kelompok klasik tua (dahulu disebut kelompok Jawa Tengah). Candi-candi di wilayah Propinsi Jawa Tengah pada umumnya tergolong dalam kelompok klasik tua, meskipun ada pula yang berasal dari masa klasik muda (abad XV TU) seperti Candi Sukuh dan Ceto di lereng barat Gunung Lawu.