You are currently viewing Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya, Seni Arca dan Penyebarannya (11)

Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya, Seni Arca dan Penyebarannya (11)

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Tugas seorang Manusi Buddha akan berakhir setelah dia wafat dan kembali ke nirwana. Kemudian tugas mengajarkan dharma akan digantikan oleh Manusi Buddha yang lain. Manusi Buddha yang akan datang untuk menggantikan Sakyamuni adalah Maitreya. Dalam hal ini Maitreya mempunyai kedudukan yang setara dengan Kalki, yaitu awatara Wisnu kesepuluh, yang akan muncul pada masa yang akan datang.

Selain dewa-dewa yang sudah disebutkan, di dalam agama Buddha juga dikenal Bodisattwa yang mempunyai kedudukan sebagai dewi yang mempunyai tugas tertentu sesuai dengan kelompoknya. Pemujaan terhadap sakti dewa juga berkembang, terutama dalam aliran Wajrayana dalam aliran ini dikenal Tara yang merupakan sakti para Dhyani Buddha. Selanjutnya, dewa-dewi Hindu juga diadopsi dan dimasukkan ke dalam kelompok dewa-dewa tidak utama (minor deities).

Arca-arca Buddhis yang ditemukan di wilayah Jawa Tengah jumlahnya cukup banyak, sehingga pada kesempatan ini tidak mungkin diuraikan satu per satu. Sebagaiman yang dilakukan terhadap pemaparan arca-arca Hinduistis, contoh arca Buddhis yang diuraikan berikut adalah sampel terpilih dari sejumlah arca yang ditemukan di Jawa Tengah, baik yang terbuat dari batu maupun yang dari logam, Namun demikian, sebenarnya terdapat perbedaan antara konfigurasi penempatan arca-arca dalam candi buddhis dan candi Hindu. Arca-arca buddhis, baik yang ditempatkan dalam bangunan suci (candi) maupun yang tidak, masing-masing mempunyai konfigurasi yang spesifik sehingga tidak dapat digeneralisir. Sementara konfigurasi arca dalam candi hindu dapat digeneralisir polanya.