You are currently viewing Jalur Kuno, (Peninggalan Arkeologi di Pereng Wukir Susundara-Sumving)

Jalur Kuno, (Peninggalan Arkeologi di Pereng Wukir Susundara-Sumving)

Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah telah menerbitkan sebuah buku berjudul Peninggalan Arkeologi di Pereng Wukir Susundara-Sumving pada tahun 2018 lalu. Walaupun buku ini dapat dimiliki namun terkadang karena keterbatasan jumlah banyak masyarakat yang kurang beruntung. Berdasar kondisi diatas maka agar masyarakat tetap dapat menyerap informasi dari buku tersebut di laman ini akan ditampilkan isi buku secara bagian perbagian. Isi dari laman ini sama persis seperti apa yang ada dalam buku Peninggalan Arkeologi di Pereng Wukir Susundara-Sumving. Agar dapat ditemukan dengan mudah, maka tiap judul akan disertakan judul buku. Selamat membaca.

Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang tergantung dengan manusia lainnya. MBeragam kebutuhan manusia yang tidak dapat dipenuhi sendiri menjadi salah satu penyebab terjadinya interaksi sosial. Wanua sebagai kesatuan politik dan ekonomi terkecil pada masa Mataram Kuno memiliki pusat interaksi sosial dan ekonomi dalam bentuk pasar (pkan). Pkan yang dibuka hanya pada hari-hari tertentu membuat masyarakat dari suatu komunitas melakukan perjalanan ke komunitas lain untuk menemukan kebutuhannya. Komunitas masyarakat di suatu wilayah tentunya tidak dapat berdiri sendiri meskipun telah memiliki sumber daya yang mampu mendukung kehidupannya.

Terdapat beberapa alasan yang membuat anggota kelompok masyarakat di suatu wilayah tertentu berinteraksi dengan anggota kelompok masyarakat di luar wilayahnya.Alasan-alasan tertentu membuat perjalanan yang dilakukan memiliki tujuan jelas. Perjalanan tersebut tentunya tidak semata-mata terkait dengan kebutuhan fisik manusia seperti kebutuhan akan minyak, gula, beras, ikan, pakaian, perkakas logam (tembaga, besi, perunggu, timah). Namun juga pencarian atas pemenuhan kebutuhan spiritual.