Bilik batu  berada di Dusun Tegur Wangi Baru, Kelurahan Pagar Wangi, Kecamatan Dempo Utara. Lokasi temuan ini tidak begitu jauh dengan Situs Megalitik Tegur Wangi Lama dan wilayah Perkantoran Gunung Gare. Bilik batu di lokasi ini setelah di identifikasi berjumlah 3buah. Berada di lokasi perkebunan milik dari keluarga bapak Mardianto dan bapak Astan. Keberadaan batu ini sebenarnya sudah lama di ketahui oleh warga sekitar namun dikarenakan minimnya informasi sehingga peninggalan ini jarang di eksplorasi lebih lanjut. Kondisi bilik batu yang berada di sini sebagian besar sudah di gali dan di bongkar oleh masyarakat dan sebagian batunya telah dimanfaatkan untuk injakan kaki di kolam warga.

ririfahlen/bpcbjambi

lokasi yang diperkirakan sebagai bangunan bilik berada pada sebuah perkebunan kopi yang terletak sekitar 20 m dari lokasi bilik batu yang berada di dekat aliran air, namun posisi bilik yang baru ini lebih naik ke atas lagi berada di perbukitan, dan terletak lebih tinggi dari penemuan tinggalan megalitik yang lainnya. Ketika dilakukan survey nampak atap bilik ini berada di permukaan tanah dengan panjang atap 390 cm, lebar atap 160 cm, dan tebal atap bilik dari permukaan tanan sekitar 18 cm.

Berdasarkan hasil pengamatan di bilik batu situs Talang Pagar Agung, kecamatan Pajar Bulan, ditemukan hiasan berupa lukisan pada dinding bilik dengan tehnik lukis bahan oker dan goresan, hiasan lukisan berupa fauna mirip ayam atau kerbau dan terdapat goresan berupa  motif tangan dengan  jari manusia, serta ornamen berupa ornamen geometris seperti  pada atap dinding terdapat goresan motif kotak-kotak mirip anyaman serta lingkaran yang digores pada dinding bilik.  Dengan adanya temuan tersebut maka hal ini dapat diklasifikasikan bahwa di dalam bilik batu yang kedua ini, telah dikenal adanya beberapa motif hias seperti; motif geometris, motif manusia, motif binatang, motif motif tumbuh-tumbuhan, dan motif benda-benda alam.

ririfahlen/bpcbjambi

Begitu pula di dalam bilik 2, ditemukan arca kepala manusia dengan mata melotot mirip muka arca arca ini berukuran panjang 27 cm, lebar 25 cm, tinggi 16 cm. Arca ini menunjukkan matanya melotot, hidung pesek, mulut tebal mirip temuan arca yang ada di desa Tegurwangi (Kristantina, 2009). menimbulkan interpretasi bahwa kemungkinan adanya hubungan antara pengetahuan pertanian dengan  masuknya unsur-unsur religius, yang mungkin diisyaratkan dari pahatan motif hewan juga motif geometris adalah obyek yang biasa ditampilkan adalah segala sesuatu yang terdapat dilingkungan hidupnya.

Hasil penelitian  arkeologis selama ini, tidak diperoleh indikasi penguburan berupa tengkorak maupun tulang dan gigi manusia, maka fungsi bilik batu masih sulit diketahui, tetapi melihat konteksnya dengan bangunan lainnya ada kemungkinan memiliki fungsi untuk tempat berlindung dan ruang pemujaan terhadap leluhur agar terhindar dari berbagai bencana yang setiap saat mengancam kehidupan mereka.  

(ditulis oleh: Nasruddin, artikel ini disadur dari tulisan yang berjudul “Megalitik Pasemah; Penanda Zaman Selaras Alam”, yang telah dipublikasikan dalam buku “Megalitik Pasemah, Warisan Budaya Penanda Zaman”)

bersambung…