Bangunan ini lebih dikenal oleh masyarakat sebagai Rumah Lama Parit 7. Hal ini sesuai dengan posisi keletakan rumah lama yang berada di Parit 7, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Secara astronomis lokasi situs ini berada pada titik S 00º50’01.4” E 103º31’01.3”.
Sesuai dengan catatan sejarah masa perang kemerdekaan (tahun 1945an), rumah Parit 7 ini merupakan tempat bersejarah dan penting bagi perjuangan rakyat Tungkal melawan pemerintah Belanda yang ingin menguasai kembali wilayah Jambi sebagai bagian NKRI. Rumah ini dikenang sebagai tempat pendukung logistik (dapur umum) bagi pejuang kemerdekaan di Tungkal. Selain itu sebagai bagian dari peringatan bersejarah bagi perjuangan rakyat Tungkal terhadap Belanda di depan rumah lama ini didirikan tugu perjuangan 1945 dan makam pejuang.
Rumah lama Parit 7 berbentuk rumah panggung dan berdiri di atas tiang kayu ulin dengan tinggi 120 cm dari permukaan tanah. Kondisi awal rumah memiliki atap berbentuk pelana terbuat dari nipah dan sekarang telah diganti seng. Ciri dari rumah ini adalah adanya ruang di atas plafon rumah atau semacam loteng dengan 2 buah lubang ventilasi yang ditutup daun jendela kaca pada bagian depan penutup atap. Akan tetapi pada saat ini penutup plafon sudah tidak ada lagi. Menurut saksi sejarah yang masih tinggal di rumah lama Parit 7 menyebutkan bahwa loteng dengan lubang ventilasi pada masa perjuangan kemerdekaan difungsikan sebagai tempat persembunyian pejuang dan lubang ventilasi digunakan untuk tempat mengintai musuh.
Hampir keseluruhan rumah lama parit 7 terbuat dari kayu (bagian lantai dan dinding). Pada bagian depan memiliki teras dan memiliki jendela dengan 3 daun berbentuk krepyak. Di atas jendela ditambahkan ventilasi. Selain itu pintu depan berjumlah 2 dengan keletakan 1 menghadap depan dan 1 ke samping. Kedua pintu tersebut memiliki 2 daun pintu dengan bentuk krepyak. Tampak depan rumah ini terdapat kanopi disangga konsul terbuat dari kayu. Ciri lain dari bagian depan rumah ini adalah dinding sampingnya dibuat melengkung.
Bangunan ini merupakan milik Hj. Sainah yang juga merupakan Pelaku dan Saksi Hidup sejarah masa perjuangan kemerdekaan yang dilakukan oleh masyarakat Tungkal dalam menghadapi militer Belanda. Dalam sejarah masa perjuangan kemerdekaan di Provinsi Jambi, wilayah Tanjung Jabung Barat memiliki catatan sejarah perlawanan terhadap agresi militer Belanda. Aksi heroik perlawanan para pejuang di Tanjung Jabung Barat terkenal dengan cerita sejarah tentang “Selempang Merah”
Hj. Sainah