Penanda Alam dan Kondisi Perairan: Deskripsi Pelaut-pelaut Asing

0
471
ririfahlen/bpcbjambi

Pelaut-pelaut Portugis pada abad ke-16 Masehi mencantumkan perairan Bangka-Belitung, terutama Selat Bangka, dalam Roteiros yang merupakan sebuah buku panduan pelayaran. Dalam buku itu dideskripsikan terdapat 3 titik yang merupakan penanda alam jika kapal yang berlayar telah memasuki Selat Bangka, yaitu Bukit Manumbing, Pulau Nangka dan Tanjung Berani. Juga digambarkan, perairan Selat Bangka, yang lebih dekat dengan Sumatera, cenderung lebih dangkal dan berlumpur. Sedangkan perairan yang lebih dekat dengan Pulau Bangka, adalah perairan yang banyak terdapat gosong karang. Sementara itu Tome Pires, dalam catatan perjalanannya yang ditulis antara tahun 1512-1515 menyebutkan, dibagian akhir Selat Bangka terdapat pulau Lucipara atau Maspari. Pulau Lucipara tercatat sebagai titik penanda di kawasan perairan tersebut untuk menuju Kerajaan Sunda, Kepulauan Mandala, Pelabuhan Jepara dan Kepulauan Maluku.

Poster ini berjudul “Penanda Alam dan Kondisi Perairan: Deskripsi Pelaut-pelaut Asing”, poster ini dirancang dan didesain dalam rangka kegiatan Pameran Cagar Budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi (BPCB Jambi ) pada Pameran Cagar Budaya- Maritim Bangka Belitung, di Gedung Hamidah Kota Pangkalpinang. Kegiatan pameran ini diselenggarakan pada tanggal 23 – 29 Agustus 2017. Pelaksanaan pameran ini merupakan salah satu tugas dan fungsi yang dilaksanakan oleh Kelompok Kerja Dokumentasi dan Publikasi BPCB Jambi dalam melaksanakan sosialisasi dan menyebarluaskan informasi kekayaan peninggalan sejarah dan tinggalan cagar budaya bangsa dalam rangka menumbuhkan cinta tanah air dan memperkuat identitas bangsa.