Dari sampel arca yang dapat diidentifikasi tampak bahwa ada pembagian peran yang seolah digambarkan melalui arca-arca tersebut. Asumsi yang mengemuka adalah apabila arca tersebut didirikan atau dibuat sebagai gambaran orang yang meninggal, maka seperti diketahui bahwa dalam kepercayaan megalitik, dimana pemujaan dan penghormatan terhadap pemimpin dan arwah leluhur sangat penting guna membantu melanggengkan eksistensi masyarakat yag masih hidup, maka penggambaran arca tersebut setidaknya adalah gambaran orang yang telah meninggal ketika ia masih hidup. Sehingga dengan menelaah bentuk-bentuk arca tersebut diharapkan dapat merefleksikan kehidupan pada masa itu sebagai suatu upaya rekosntruksi cara- cara hidup. Dengan demikian bagaimana sosok perempuan diarcakan juga menjadi hal yang penting bagi artisan pembuatnya.

ririfahlen/bpcbjambiApabila penggambaran arca megalitik untuk kebutuhan ritual, maka arca yang digambarkan adalah sebagai penghormatan kepada tokoh tertentu atau hal-hal yang menjadi kesenangan tokoh yang dipuja. Dari uraian ini arca perempuan yang digambarkan adalah mencerminkan suatu peran tertentu yang memang diinginkan oleh pembuatnya semata-mata untuk kepentingan tokoh yang dihormati. Kendatipun terdapat kesan penghormatan kepada perempuan, namun dari segi jumlah dan keletakan masih jauh dari peran yang dipentingkan dibandingkan dengan laki-laki, seperti misalnya tidak ada arca perempuan menunggang gajah yang terletak dekat dengan kubur batu atau menhir.

(ditulis oleh: Nasruddin, artikel ini telah dipublikasikan dalam buku “Megalitik Pasemah: Penanda Zaman Selaras Alam“)

Bersambung