Perairan Nusantara tampaknya merupakan perairan yang tenang, jauh dari obak besar dan badai karena merupakan perairan antar pulau. Namun pada perairan yang tampak tenang itu, tersembunyi bahaya yang tidak diduga oleh pelaut manapun. Badai muson yang sewaktu-waktu datang, batu karang di laut, serta gosong-gosong pasir di perairan dangkal merupakan bahaya yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan bencana. Apalagi pada kala itu pengetahuan geografi kelautan masih terbatas dan belum ada peta laut, dapat menambah daftar inventaris kapal yang karam dan akhirnya tenggelam beserta muatannya.
Pengetahuan geografi laut sangat penting bagi para pelaut. Gosong-gosong pantai dan batu karang yang menonjol di perairan yang dangkal dapat menyebabkan sebuah kapal tenggelam atau kandas. Karena pada waktu itu belum ada peta laut, maka yang berperan adalah nakhoda atau jurumudi yang berpengalaman dalam melalui jalur yang berbahaya bagi pelayaran. Pada awal pelayaran di perairan Asia Tenggara, tidak terdapat peta yang menunjukkan keletakan terumbu karang ataupun beting pasir yang banyak terdapat di perairan Asia Tenggara.
Salah satu wilayah perairan yang berbahaya di Asia Tenggara adalah perairan Selat Karimata, Selat Gaspar, dan Selat Bangka. Kebetulan perairan ini termasuk jalur yang sibuk dilalui oleh kapal-kapal niaga. Sebuah tragedi di laut pada sekitar tahun 1830-an di Selat Bangka (Lucipara) berhasil direkam dalam bentuk lukisan, mulai dari diserang badai dan menabrak gosong-gosong pantai sampai tenggelamnya kapal (Sumber : Bambang Budi Utomo)
Poster yang berjudul “Musibah di Laut”, didesain dan dirancang menjadi sebuah poster sebagai media informasi ini dilakukan untuk menjalankan salah satu tugas dan fungsi Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi dalam melakukan pubilkasi dan sosialisasi pelestarian cagar budaya. Poster ini ditampilkan dalam kegiatan pameran kepurbakalaan yang dilaksanakan dalam rangka Pameran Kepurbakalaan “Bangka Belitung Dalam Lintas Perdagangan dan Budaya”. Kegiatan pameran kepurbakalaan ini dilaksanakan pada tanggal 23-27 Juli 2009, bertempat di Museum Belitung, Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pelaksanaan Kegiatan Pameran “Bangka Belitung Dalam lintas Perdagangan dan Budaya” dilaksanakan BP3 Jambi (sekarang BPCB Jambi) berkerjasama dengan Direktorat Peninggalan Bawah Air, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, dan Museum Negeri Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. . .