Kuasa penambangan timah selanjutnya diambil alih Belanda dari Kesultanan Palembang Darussalam melalui perjanjian tanggal 10 Juli 1668 –semasa Sultan Sri Abdurrahman memerintah (1659-1706). Kemudian hari hubungan keduanya memburuk. Belanda mulai memonopoli. Mereka mulai mengeksplorasi kandungan timah secara masif pada tahun 1858, dengan teknologi bor yang bisa melacak kandungan timah sampai sedalam 24 m (Bangka Bor).

Sistem eksplorasi timah makin eskalatif dengan pengunaan mesin penggerak bertenaga uap di tahun 1891, Praktis, mengantikan tenaga manusia. Lebih cepat melakukan penambangan, mulai dari penggalian, pencucian, pemasakan sampai peleburan bijih timah. Pengangkutan hasil penambangan yang semula menggunakan tenaga manusia juga digantikan lori yang ditarik mesin uap. Dan pada tahun 1896, mulai menggunakan kereta api

Poster ini berjudul “Masa Kolonial: Tenaga Manusia pun Digantikan”, poster ini dirancang dan didesain dalam rangka kegiatan Pameran Cagar Budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi (BPCB Jambi ) pada Pameran Cagar Budaya- Maritim Bangka Belitung, di Gedung Hamidah Kota Pangkalpinang. Kegiatan pameran ini diselenggarakan pada tanggal 23 – 29 Agustus 2017. Pelaksanaan pameran ini merupakan salah satu tugas dan fungsi yang dilaksanakan oleh Kelompok Kerja Dokumentasi dan Publikasi BPCB Jambi dalam melaksanakan sosialisasi dan menyebarluaskan informasi kekayaan peninggalan sejarah dan tinggalan cagar budaya bangsa dalam rangka menumbuhkan cinta tanah air dan memperkuat identitas bangsa.