Makam Candi Angsoko berada Jalan Candi Angsoko 2, kelurahan 20 Ilir, Kecamatan Ilir Timur 1 Kota Palembang. Berdasarkan keletakan secara astrnomis makam ini berada pada titik koordinat 2°58’41.0″S 104°45’18.8″E
Latar belakang sejarah makam Candi Angsoko adalah tempat makam tokoh yang bernama Pangeran Made Ing Suko. Beliau adalah raja pengganti Ki Gede Ing Suro yang memerintah wilayah Palembang dan wafat pada tahun 1627 M. Berita tentang keberadaan situs ini dikenal pada waktu Schnitger menemukan makam tersebut dengan menyebutkan candi Angsoko dan makam-makam Islam. Selain itu Schnitger juga mengungkapkan tentang adanya temuan-temuan masa klasik yang sudah bersifat fragmentaris. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Balai Arkeologi Palembang terhadap situs makam Angsoko menunjukkan adanya temuan masa klasik yang lebih tua dari masa Islam. Temuan tersebut berupa struktur bata yang merupakan bagian candi, fragmen keramik dan bata bergores huruf jawa kuna yang diperkirakan abad ke- 10 sampai dengan 11 M.
Gambaran lingkungan situs makam candi Angsoko adalah berada pada pemukaan tanah yang lebih tinggi dari sekitarnya. Pada saat ini lahan sekitar makam telah didirikan rumah-rumah masyarakat, dan berada pada pemukiman padat penduduk. Kondisi demikian mengingat letak makam berada pada kota Palembang. Berikut ini peninggalan cagar budaya yang ditemui di kompleks makam Candi Angsoko
1. Makam Pangeran Made Ing Suko
Kondisi saat ini menunjukkan keseluruhan bagian makam berupa, jirat, nisan dan cungkup sudah diganti dan tidak tampak kekunoannya. Di dalam cungkup terdapat 2 buah makam yang memiliki tipe nisan Demak-Troloyo.
Selain itu terdapat makam-makam kuno di sekitar cungkup yang memiliki satu kronologi masa telah hilang, hanya dua buah makam kuno di sebelah barat cungkup yang masih tersisa. Kedua makam kuno tersebut berada dekat dengan pemukiman penduduk dan kekunoannya tampak pada nisannya terbuat dari kayu yang telah lapuk.
2. Struktur Bata Kuno
Struktur bata kuno terkonsentrasi di sebelah utara makam Angsoko dan di tengah-tengah jalan setapak rumah penduduk. Adapun ukuran bata tersebut berkisar 18 x 30 cm.
3. Batu-batu yang diperkirakan dari sisa peninggalan bangunan kuno. Batu tersebut merupakan batu putih atau tufa dan yang tersisa dalam berbagai bentuk, diantaranya persegi dan diperkirakan mirip umpak.
4. Fragmen stupa yang terbuat dari batu tufa