Pertumbuhan pemukiman di wilayah Bangka cenderung berkembang di daerah pantai. Akibat migrasi pekerja tambang Tionghoa dan alih kuasa pengelolaan timah, hunian-hunian di Bangka tumbuh dan berkembang dari pemukiman masyarakat lokal atau migran pekerja, manjadi kota dengan kelengkapan fasilitas dan infrastrukturnya. Konsep organisasi ruang pemukiman pra kolonial, yang sebelumnya menekankan pada konsep kosmologis, akhirnya lebih dilandasi pada pertimbangan geografis dan praktis. Pola hunian kota di tentukan berdasarkan fungsi dan status masyrakatnya. Etnis Eropa memiliki kedudukan sosial tertinggi sebagai pemegang kendali pemerintahan. Mereka juga mendiami kawasan utara yang lebih tinggi sebagai legitimasi kedudukan mereka di atas etnis lain. Sementara itu, masyarakat dengan profesi atau pekerja di sektor lain, menjauh dari kota. Tinggal di daerah-daerah pinggiran.

Poster ini berjudul “Konsep Hunian dan Tata Ruang: Pertimbangan Geografis-Praktis”, poster ini dirancang dan didesain dalam rangka kegiatan Pameran Cagar Budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi (BPCB Jambi ) pada Pameran Cagar Budaya- Maritim Bangka Belitung, di Gedung Hamidah Kota Pangkalpinang. Kegiatan pameran ini diselenggarakan pada tanggal 23 – 29 Agustus 2017. Pelaksanaan pameran ini merupakan salah satu tugas dan fungsi yang dilaksanakan oleh Kelompok Kerja Dokumentasi dan Publikasi BPCB Jambi dalam melaksanakan sosialisasi dan menyebarluaskan informasi kekayaan peninggalan sejarah dan tinggalan cagar budaya bangsa dalam rangka menumbuhkan cinta tanah air dan memperkuat identitas bangsa.