Kesadaran Estetika

Kesukaan pada keindahan merupakan hal yang penting dalam hidup manusia. Lukisan, pahatan, musik, dan bentuk seni lain, walau tidak dapat memberikan keuntungan materil, tetapi memberikan rasa senang baik yang menampilkan atau yang menjadi pemirsanya. Grant Allen di dalam terbitannya Physiological Aesthetics memperlihatkan hubungan antara warna dan suara dengan indera perasa yang memicu respon mekanik antara mata dan telinga dengan stimulan vibrasi yang kemudian meningkatkan rasa senang. Respon emosi ini penting dalam proses adaptasi manusia dengan lingkungan sekitarnya. Dari semua faktor yang menentukan ketahanan di dalam tahap-tahap awal adalah kemampuan untuk penyesuaian diri atau adaptasi terhadap lingkungan, dan hal ini melibatkan kebutuhan manusia untuk menjaga rasa senang dengan keindahan. Hal tersebut merupakan sesuatu yang alami bagi manusia dan organisme lain, yaitu melakukan penyesuaian dan penataan yang diperlukan hingga membentuk kondisi yang cocok untuk mereka mampu bertahan. Dari inilah manusia modern mulai mengembangkan apa yang disebut sebagai kesadaran estetika.

Manusia modern memperlihatkan kesadaran estetika saat mereka mulai menghiasi diri dan lingkungannya. Kesadaran ini muncul ketika manusia mencapai perkembangan kognitif tingkat lanjut. Tsion Avital, seorang filsuf dan pelukis, menyatakan adanya hubungan antara seni dalam konteks prasejarah dengan perkembangan kognitif manusia. Menurutnya, alat pertukangan adalah perpanjangan dari tangan manusia, sedangkan lukisan dan penggambaran, yang muncul sekitar satu juta tahun setelah alat pertama, adalah perpanjangan dari otak. Lukisan dan penggambaran berfungsi untuk menyimpan informasi di luar otak melalui bentuk simbol atau piktorial.

Kesadaran Estetika dalam awal perkembangan budaya manusia mulai muncul dalam masa prasejarah seperti terlihat pada artefak yang mulai memperlihatkan ragam hias. Penggambaran ragam hias yang memperlihatkan terbentuknya sistem simbol dan bentuk yang kemudian menghasilkan artefak-artefak yang kita temukan sekarang seperti totem, pahatan relief, patung tiga dimensi atau gambar cadas. Tinggalan beragam hias ini ditemukan pada situs-situs prasejarah dalam periode bercocok tanam dan menunjukkan perkembangan yang lebih kompleks pada masa perundagian3 saat logam mulai diolah menjadi peralatan praktis atau benda-benda estetik yang sepertinya menjadi bagian dari berkembangnya sistem sosial dan sistem keagamaan.

Bersambung….

Ditulis Oleh : Annisa M Gultom