Benteng Merah Putih Kito merupakan sebuah Film Semi Dokumenter Cagar Budaya yang di Produksi oleh Siswa SMK Pelita Raya Kota Jambi. Film ini mengangkat cerita tentang keberadaan Cagar Budaya tinggalan kolonial Belanda di Kota Jambi berupa bangunan Menara Air (water toren).
Film dokumenter ini berkisah mengenai sejarah sebuah menara air yang didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1928. Menara ini terdiri dari tiga buah bangunan, satu buah bangunan yang paling tinggi (3 tingkat/bangunan induk) berada ditengah dan dua buah bangunan yang lebih rendah (2 tingkat) terletak disamping kanan dan kirinya dengan luas bangunan berdiameter 9,360 m dan tinggi 24,150 m. Dahulu di sekitar menara ini adalah kawasan benteng milik Belanda. Posisi dari benteng tersebut terletak di Masjid Agung yang baru didirikan pada tahun 1972, sedangkan lapangan benteng terletak di depan menara tersebut yang saat ini dijadikan Museum Perjuangan Rayat Jambi dan Menara Air yang disebut dengan Water Toren digunakan untuk penginstalisasian air minum untuk tentara belanda dan difungsikan sebagai menara kontrol untuk mengintai musuh yang kemungkinan berlalu lalang di Sungai Batanghari. Menara ini adalah gedung tertinggi di Kota Jambi saat itu, karna itulah diatas menara tersebut dipakai untuk tempat pertama kali pengibaran Bendera Merah Putih pada tanggal 19 Agustus 1945 oleh dua orang pemuda yaitu R.Husin Akip dan M.Amin Aini dengan dikawal oleh beberapa pemuda.
Setelah kemerdekaan, Pemerintah Kota Jambi mengambil ahli menara tersebut dan difungsikan sebagai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mayang. Air tersebut disalurkan ke daerah yang hanya dekat dengan menara karena kapasitas penampungan saat itu kecil. Seiring dengan perluasan daerah di Kota Jambi, pemerintah kota jambi mengambil kebijakan dengan membuat PDAM di daerah Broni. Pada tahun 1982 menara ini dinonaktifkan dan diaktifkan kembali pada tahun 1995.
Sejak pembangunan Menara air pada tahun 1928 tidak banyak perubahan yang dilakukan. Bangunan tersebut tetap mempertahankan bentuk keasliannya. Hanya tangga yang menuju keatas yang diganti dan pengecatan ulang hanya dilakukan satu kali yaitu pada tahun 1995.
Menara yang terdiri atas 3 bangunan, yang paling tinggi berada ditengah dan dua bangunan lainnya berada di kanan dan kiri, saat ini sudah tidak digunakan lagi karena bangunan tersebut sudah tidak layak digunakan karena sudah dimakan usia. Menurut narasumber, Pemerintah Provinsi Jambi akan merencanakan pemugaran kembali pada menara tersebut.
Judul Asli Karya ini adalah Water Toren. Pada Final Festival Film Semi Dokumenter Cagar Budaya. Pada Proses produksi ulang karya film yang dilaksanakan dalam kegiatan final. Tim Produksi SMK Pelita Raya merubah judul karya mereka berdasarkan catatan perbaikan yang diberikan dewan juri.
Durasi karya film ini 10 menit 26 detik Karya film ini dilaksanakan di Jl. Letkol Slamet Riyadi, Solok Sipin, Telanaipura, Kota Jambi.
Tim Produksi SMK Pelita Raya / SCHOOL PRODUCTION yang memproduksi karya film ini :
Penulis Naskah : Yola Sari
Sutradara : Efrilita Sitompul
Kameramen : Clara Vania Puspita
Editor : Muchamad Irvan
Tim Produksi ini didampingi oleh Trisnawati Gulo sebagai Guru Pendamping