Perkembangan Kebudayaan Masa Klasik di Sumatera Selatan

0
1224

Sejak abad ke-1 Masehi Nusantara telah menjalin hubungan dagang di kawasan Asia Tenggara khususnya dengan Cina dan India. Keberadaan Nusantara diantara dua perairan yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pacifik, menyebabkan Nusantara turut terlibat dalam lalu lintas pertukaran barang. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya nekara perunggu di
kawasan Asia Tenggara, termasuk juga di Indonesia. Dalam hal ini Nusantara juga turut berperan dalam kegiatan perdagangan tersebut. Kegiatan perdagangan turut mendorong masuk dan berkembangnya budaya dari negara lain di kawasan Asia Tenggara. Masuknya kebudayaan Hindu di Nusantara terjadi sekitar abad ke-5 Masehi. Bukti buktinya didapatkan di wilayah Kutai, di Kalimantan Timur, dan Tarumanagara, di Jawa bagian barat. Selanjutnya agama Hindu berkembang di Nusantara sampai berakhirnya Kerajaan Majapahit abad ke-15 Masehi.

Sumatera mulai mendapat pengaruh Hindu diperkirakan pada abad ke-6 Masehi, dengan bukti temuan di situs Kota Kapur, Pulau Bangka. Setelah Sriwijaya berjaya agama Budha juga berkembang sebagaimana terbukti dari prasasti Kedukan Bukit. Begitu pula kesenian berkembang khususnya seni bangunan dan seni arca. Pada masa itu banyak didirikan bangunan candi dan dibuat arca-arca yang ditujukan untuk kegiatan keagamaan
Berkembangnya kesenian tidak lepas dari dukungan para penguasa, dan peranan Sungai Musi yang menghubungkan daerah pedalaman dengan daerah pesisir timur Sumatera. Pada masa Sriwijaya, umat Hindu menyingkir ke daerah pedalaman, yaitu di Bumiayu abad ke-9 Masehi dan mendirikan bangunan suci untuk kegiatan keagamaan Situs Bumiayu yang merupakan salah satu bukti kejayaan agama Hindu di Sumatera, tepatnya berada di Desa Bumiayu, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.

ririfahlen/bpcbjambi

Poster ini berjudul “Perkembangan Kebudayaan Masa Klasik di Sumatera Selatan”, poster ini dirancang dan didesain dalam rangka kegiatan Pameran Cagar Budaya yang di Kabupaten PALI, Provinsi Sumatera Selatan pada bulan April 2018. Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi (BPCB Jambi ) pada Pameran Budaya Nusantara ini akut serta mendukung dan menyukseskan terlaksananya proses internalisasi dan pelestarian budaya ini. Pelaksanaan pameran ini merupakan salah satu tugas dan fungsi yang dilaksanakan oleh Kelompok Kerja Dokumentasi dan Publikasi BPCB Jambi dalam melaksanakan sosialisasi dan menyebarluaskan informasi kekayaan peninggalan sejarah dan tinggalan cagar budaya bangsa dalam rangka menumbuhkan cinta tanah air dan memperkuat identitas bangsa.