Wisma Ranggam dahulunya bernama Pesanggrahan Mentok. Kata pesanggrahan berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya tempat peristirahatan. Pesanggrahan Mentok dibangun sekitar tahun 1890 oleh perusahaan timah Belanda yang bernama Banka Tin Winning (BTW) sebagai tempat peristirahatan pegawai yang bekerja di BTW.
Pesanggrahan Mentok menjadi data sejarah karena digunakan sebagai tempat pengasingan pemimpin Kemerdekaan Indonesia. Kekalahan Jepang oleh Sekutu dalam perang Dunia II dengan dibomnya Hiroshima dan Nagasaki dimanfaatkan oleh Belanda untuk kembali ke Indonesia. Pada tanggal 18 Desember 1949 Belanda melakukan serangan ke Yogyakarta. Penyerangan tersebut yang dikenal sebagai Agresi Belanda II menyebabkan Ibu Kota Negara RI Yogyakarta jatuh kepada Belanda pada tanggal 19 Desember 1949. Para pemimpin RI ditangkap dan diasingkan ke Kota Mentok. Rombongan pertama pada tanggal 22 Desember 1949 di tempatkan di Pesanggrahan Menumbing, yaitu :
- M. Hatta, Wakil Presiden dan Perdana Menteri
- A.G. Pringodigdo, Sekretaris Negara
- Asa’at, BPKNIP
- Komodor Surya Darma
Pada tanggal 24 Desember 1949 sebuah pesawat pembom B-26 membawa pemimpin Indonesia yang lain ke tempat yang sama dengan rombongan pertama, terdiri dari :
- Ali Sastroamidjoyo, Menteri P dan K
- Moch. Roem, Ketua delegasi perundingan RI
Pada tanggal 6 Pebruari 1949 tawanan yang menyusul dibawa ke Mentok dan ditempatkan di Pesanggrahan Mentok, yaitu Presiden Ir. Soekarno dan H. Agus Salim, Menteri Luar Negeri. Tokoh-tokoh yang kemudian ke Pesanggrahan Mentok adalah Mr. Moch. Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo. Dengan demikian pemimpin Indonesia yang ditempatkan di Pesanggrahan Mentok berjumlah empat orang dengan menempati kamar 12 adalah Ir. Soekarno, kamar 11 adalah H. Agus Salim, kamar 12-A adalah Mr. Moch. Roem, dan kamar 1 adalah tempat Mr. Ali Sastroamidjojo.