Studi Teknis Pemugaran Masjid Tua Una Una

0
4410
DSC_0034
Masjid Tua Una Una

Masjid Jami Una-Una terletak di desa Binangun, Kecamatan Una-Una, Kabupaten Tojo Una-Una, dengan letak astronomi 0° 08,713’ S 121° 39,225’ E, dan arah hadap masjid menghadap ke barat-timur.

Masjid Tua Una-Una secara keseluruhan bangunan terbuat dari kayu ulin, dengan arsitektur bangunan masjid merupakan perpaduan antara arsitektur Eropa,China dan Arap,  denah bangunan empat persegi, dengan luas keseluruhan masjid 18 x 18 meter,sedangkan luas lahan 3000 m2. Atap bangunan terbuat dari seng, atap bertingkat tiga,pada bagian puncak/kubah berbentuk stupa, atap tingkat dua dan tingkat satu berbentuk limas, plafon terbuat dari kayu. Atap seng bagian kubah merupakan seng asli yang sangat tebal, dengan ketebalan 1 cm.

Bangunan masjid terdiri atas tiga lantai,pada lantai pertama terdapat teras, ruang utama, dan ruang untuk Imam. Teras masjid mengelilingi seluruh bangunan dengan lebar 2 meter,ditopang dengan tiang  yang terbuat dari kayu berbentuk bulat dan di beri rooters yang berdiameter 15 cm dengan tinggi tiang 19 m,tiang ini berjumlah 28 buah, dan diberi pagar pembatas setinggi 1,5 meter. Pada bagian timur terdapat tangga naik dengan ukuran 633 cm x 23 cm, dan memiliki anak tangga sebanyak 5 buah, tangga terbuat dari ubin dengan warna krem. Sedangkan tangga yang terdapat pada bagian sebelah utara  merupakan tangga untuk menuju ke tempat mengambil air wudhu. Tempat mengambil air wudhu sebagian besar sudah rusak akibat diterjang lahar pada saat gunung Colo meletus pada tahun 1983.

Ruang dalam masjid berfungsi sebagai tempat beribadah berukuran 12,5 m x 10 m, dengan Lantai terbuat dari ubin warna hitam keabu-abuan dengan ukuran ubin 20 cm x 20 cm, pada bagian sisi kiri dan kanan menggunakan ubin dengan ragam hias sulur-suluran sedangkan lantai ubin bagian tengah menggunakan ubin dengan ragam hias kaligrafi yang berbentuk bintang segi delapan. Dalam ruangan ini terdapat 4 buah tiang penyangga yang terbuat dari kayu dengan menggunakan bahan kayu ulin. Tiang ini menopang sampai puncak dengan tinggi tiang 11,70 m.

Dalam ruangan bangunan mesjid tua ini terdapat sebuah mimbar yang digunakan oleh imam sebagai tempat khotbah. Mimbar secara keseluruhan  terbuat dari kayu, sedangkan  bagian atap terbuat dari kuningan,pada bagian depan dan belakang terdapat ukiran yang beragam hias flora dengan warna hijau dan kuning. Ragam hias ini bentuknya sama dengan yang terdapat pada ventilasi. Mimbar ditopang oleh tiang yang berjumlah 10 buah, bagian depan mimbar terdapat tangga dengan anak tangga 3 buah, dengan ukuran mimbar bagian depan Tinggi 200 cm x lebar 80cm, bagian belakang Tinggi 260 cm dan lebar 155 cm.

Selain mimbar terdapat juga ruangan kecil yang merupakan tempat imam untuk memimpin jalannya sholat. Tempat imam berbentuk simetris dan terletak di belakang mimbar. Pada bagian atas pintu masuk ruangan imam terdapat ukiran ragam hias flora dengan warna kuning dan hijau, pintu masuk berukuran 260 cm x 130 cm. Ruangan iman berbentuk simetris, terdapat satu buah jendela dengan ukuran 100 cm x 60 cm, dan terdapat juga satu pintu keluar dengan ukuran 616 cm x 260 cm.

Pada bagian teras sisi barat terdapat sebuah tangga untuk menuju ke lantai dua. Tangga tersebut terbuat dari kayu dengan ukuran lebar 85 cm x tinggi 464 cm dan anak tangga sejumlah 15 buah. Lantai dua masjid ini berbentuk simetris yang selain ditopang oleh 4 tiang besar yang  dipasang dari lantai satu, juga ditopang oleh tiang-tiang kecil yang berjumlah 8 buah dan diberi pagar pembatas setinggi 75 cm. Dalam lantai dua masjid ini terdapat jendela sebanyak 7 buah dengan menggunakan daun jendela ganda berbentuk jelusi,  adapun ukuran jendela adalah tinggi 145 cm x lebar 94 cm. Ruangan lantai dua saat ini hanya difungsikan untuk menyimpan barang-barang tua, sedangkan luasnya adalah 38,8 m2,. Sedangkan ruangan paling atas adalah lantai tiga, ruangan ini tidak difungsikan, hanya ruangan kosong dengan ukuran 38,8 m2.Untuk menuju lantai tiga, terdapat tangga yang terletak pada lantai dua dan terbuat dari kayu dengan jumlah anak tangga 8 buah. Bagian dinding luar dari lantai tiga terdapat aksara dalam bahasa arab yang berbunyi “Laa Ilaha lllallohul malikulhaqulmubiin Muhammadarrosulullohu sodaqul amiin “.

Sebelah Utara Masjid terdapat menara dengan tinggi 7 meter, menara ini berfungsi sebagai tempat untuk mengumandangkan suara Adzan. Bagian kubah menara terbuat dari seng, sedangkan dindingnya terbuat dari kayu. Menara ini sekarang tidak difungsikan lagi karena sudah dalam posisi yang miring, dan dalam kondisi yang rusak berat.

Pada bagian barat masjid terdapat makam-makam dari pendiri masjid dan masyarakat Una-Una yang memiliki peranan dalam perkembangan pulau Una-Una. Makam-makam dilokasi ini bercampur antara makam baru dan makam lama. Jirat makam terbuat dari campuran semen dan pasir, sedangkan nisan ada yang terbuat dari campuran semen dan pasir, batu andesit serta kayu. Makam yang terdapat di belakang masjid ini berjumlah 14 buah, beberapa makam terdapat nama yang dimakamkan dan angka tahun kematian. Adapun angka tahun yang tertua adalah Makam dari Pasau yang wafat pada Bulan Desember 1954, sedangkan angka tahun termuda adalah pada makam Abdullah Usman yang wafat pada tahun 2007 . Sedangkan tokoh yang disebut sebagai arsitek dari Masjid Tua Jami Una-UnabernamaAdebullah,pada makamnya tidak terdapat angka tahun, makamnya terbuat dari campuran kerikil dan diberi spasi dari semen, sedangkan nisannya dari batu alam berbentuk gadah.

Masjid ini telah direnovasi pertama kali pada Tahun 1962 ,pada tahun 2002 dilakukan rehabilitasi penggantian bagian atap yang anggarannya dari swadaya masyarakat, sedangkan pada tahun 2006 dipugar oleh Kantor BalaiPelestarian Peninggalan Purbakala Makassar. Tetapi saat ini kondisi Masjid Tua Jami Una-Una dalam kondisi yang rusak, bagian pintu sebelah selatan mengalami kerusakan sebanyak 3 buah pintu, lubang ventilasi pada bagian atas pintu sebagian mengalami kerusakan bahkan terlepas. Sedangkan pada bagian halaman masjid terdapat pagar keliling yang terbuat dari campuran batu kali dan semen, namun sebagian besar telah runtuh.

Adapun lingkungan masijd ditumbuhi oleh sebagian besar pohon kelapa, dan tumbuhan liar, sedangkan batas-batas Masjid Tua Jami Una-Una yaitu, pada bagian utara berbatasan dengan bekas aliran lahar, arah selatan berbatasan kebun kelapa dengan, arah timur berbatasan dengan pemukiman penduduk, dan arah barat berbatasan dengan makam.

Salah satu upaya untuk mencegah atau menanggulangi kerusakan dan kemusnahan akan kelestarian cagar budaya dilakukan dengan cara pemugaran. Pemugaran adalah upaya pengembalian kondisi fisik benda, bangunan, dan struktur cagar budaya yang rusak sesuai dengan keaslian bahan, bentuk, tata letak, dan teknik pengerjaan untuk memperpanjang usianya.

Pelaksanaan kegiatan Studi Teknis terdiri dari 9 orang Tim dari BPCB Gorontalo, Kerangka kerja pemugaran yang digunakan berpegang pada prinsip-prinsip teknis dan non teknis, prosedural, terencana, metodologis dan sistematis. Rencana kerja pemugaran cagar budaya disusun berdasarkan atas indikasi yang diperoleh melalui prosedur studi kelayakan dan/atau studi teknis. Studi teknis adalah kegiatan pengumpulan dan pengolahan data khusus bangunan/struktur cagar budaya setelah dinyatakan layak dipugar dalam rangka menetapkan tata cara dan teknik pelaksanaan pemugaran melalui penilaian atas data arsitektural, struktural, keterawatan, dan lingkungan.

Tujuan dari studi teknis Masjiod Tua Una Una ini adalah agar terformulasikannya rumusan konsep dan metode penanganan pemugaran cagar budaya yang terencana sehingga meminimalisir dampak negatif yang terjadi pada bangunan/struktur cagar budaya tersebut. Tahapan studi teknis ini berupa pengumpulan dan pengolahan data bangunan/struktur cagar budaya berdasarkan kondisi terkini mencakup aspek struktural, arsitektural, keterawatan dan lingkungannya setelah dinyatakan layak untuk dipugar. Hal ini dilakukan guna menetapkan tata cara dan teknik pelaksanaan pemugaran bangunan/struktur cagar budaya tersebut.(romi)