Benteng Rotterdam Kota Makassar

0
2648

Benteng Rotterdam (Benteng Ujungpandang) Makassar
No. Inventarisasi : 320

SK. Penetapan Situs : PM.59/PW.007/MKP/2010, tanggal 22 Juni 2010, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Ir. Jero Wacik, SE

Alamat : Jl. Ujung Pandang No.1

Kampung/Dusun : Kampung Baru

Desa/Kelurahan : Bulogading

Kecamatan : Ujung Pandang

Kabupaten/Kota : Makassar

Provinsi : Sulawesi Selatan

Pulau : Sulawesi

Periodisasi : Kolonial

Ketinggian : 1 mdpl

Deskripsi : Konstruksi dinding terbuat dari batu padas yang disusun, terdapat 15 buah bangunan turutan di dalamnya dengan arsitektur Eropa. Fort Rotterdam memiliki 5 bastion, yakni bastion Bone, bastion Bacan, bastion Amboina, bastion Mandarsyah, dan bastion Buton. Benteng ini pernah dipugar pada tahun 1976 oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Makassar.

Latar Sejarah : Fort Rotterdam ini telah mengalami banyak perubahan fungsi yakni pada masa kerajaan Gowa (1545-1667) berfungsi sebagai salah satu benteng pengawal, untuk melindungi benteng induk Somba Opu, yang juga sebagai pertahanan dan pemukiman pembesar-pembesar kerajaan. Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin pernah dijadikan pusat persiapan perang dan membasuh panji-panji dengan darah dalam menghadapi VOC/ Belanda.Perang berakhir dengan penandatanganan perjanjian Bungaya 18 Nopember 1667 (pasal II tentang penyerahan Benteng Ujung Pandang kepada VOC); pada masa pemerintahan kolonial Belanda (1667-1942) Fort Rotterdam berfungsi sebagai markas komando pertahanan, pusat perdagangan, pemerintahan dan pemukiman pejabat-pejabat Belanda serta tahanan bagi penentang Belanda, tahun 1834-1855 Pangeran Diponegoro pernah ditahan di dalam Benteng Ujung Pandang. Pada masa pemerintahan Jepang (1942-1945) benteng ini pernah dijadikan pusat penelitian pertanian dan bahasa, di bastion Mandarsyah Jepang membangun gedung yang mirip dengan bangunan yang telah ada; pada masa KNIL (1945-1950) benteng dijadikan pusat pertahanan dalam menumpas gerakan perlawanan TNI dan pejuang republik Indonesia. Kemudian pada tahun 1950-1969 menjadi tempat pemukiman tentara dan sipil. Tahun 1970 benteng dikosongkan dan diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk perawatan dan pelestariannya. Tahun 1974 dijadikan sebagai pusat budaya Sul-sel, sarana wisata budaya dan pendidikan. Dan, hingga saat ini terdapat kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar dan Kantor Museum Negeri Provinsi La Galigo.

Pintu gerbang sebelah barat Benteng Rotterdam pada tahun 1915
Pintu gerbang sebelah barat Benteng Rotterdam pada tahun 1915
Pintu gerbang sisi barat Benteng Rotterdam pada tahun 2010
Pintu gerbang sisi barat Benteng Rotterdam pada tahun 2010

 

Bangunan yang berada tepat ditengah Benteng Rotterdam yang dulunya berfungsi sebagai gereja
Bangunan yang berada tepat ditengah Benteng Rotterdam yang dulunya berfungsi sebagai gereja

(MAP)