Lukisan Cap Tangan Manusia Prasejarah Morowali Utara

0
1961
R86_2218
Lukisan Cap Tangan di Situs Tebing Ganda-Ganda

 

Balai Pelestarian Cagar Budaya Gorontalo, menemukan temuan yang sangat menarik dalam kegiatan Inventarisasi Cagar Budaya di Kabupaten Morowali Utara dan Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah. Tim inventarisasi diketuai oleh Romi Hidayat beserta lima anggota lainnya. Temuan tersebut adalah Lukisan Tangan Manusia Prasejarah atau Handstensil di 3 situs yaitu Situs Pengia, Situs Batu Putih, dan Situs Ganda-ganda. Selain menemukan lukisan tangan juga beberapa tinggalan arkeologis lainnya seperti Gua Hunian, Gua Kubur, benteng Fafontofure, Majid Tua Bungku, dan lain-lain.

Lukisan tangan pada situs tersebut terletak di Kecamatan Petasia, Kabupaten Morewali Utara. Lukisan Tangan terletak di tebing batu karst Perairan Teluk Tolo hanya berupa lukisan cap tangan, samapi sekarang belum ditemukan bentuk lukisan lainnya seperti gambar-gambar binatang maupun manusia. Sebagian besar telah terkikis oleh air sehingga tidak banyak yang terlihat jelas. Di Situs Tebing Batu Putih (6 buah cap tangan utuh), Situs Pengia (tidak terlihat jelas/telah terkikis), dan Situs Ganda-ganda (5 buah cap tangan utuh).

R86_2138
Tim melakukan kegiatan dokumentasi lukisan tangan

Menurut Van Heekeren , dengan menggunakan studi etnoarchaelogy, mengaitkan antara cap tangan dan religi. Ia menyatakan bahwa cap tangan menggambarkan suatu perjalanan arwah yang telah meninggal yang sedang meraba-raba menuju ke alam arwah. Selain itu, cap tangan juga merupakan suatu tanda bela sungkawa dari orang-orang yang dekat dengan yang mati.

Lukisan gua prasejarah adalah suatu bentuk dari perwakilan untuk mengekspresikan kehadiran manusia pada masa itu, sebuah keinginan dalam memahami eksistensi dan berusaha untuk mengabadikan kegiatan yang dilakukan dalam bentuk “coretan” dinding gua atau oleh masyarakat sekarang bisa dikatakan sebagai bagian dari lukisan gua. Lukisan Gua juga bisa menjadi sebuah pengingat dari pencapaian-pencapaian yang luar biasa.Lukisan cap tangan yang memiliki warna latar belakang merah bisa jadi mengandung sebuah makna tentang kekuatan sebagai lambang pelindung yang dapat mencegah hadirnya roh jahat, dan lukisan dengan cap tangan yang jari-jarinya tidak lengkap bisa diartikan sebagai tanda berkabung.

Beberapa ahli berpendapat bahwa tujuan dari pembuatan lukisan Gua itu berkaitan dengan kepercayaan yang bersifat religius dan dibuat tidak semata-mata hanya berkaitan dengan nilai artistik atau untuk sekedar untuk tujuan keindahan. Lukisan-lukisan gua prasejarah itu memiliki kaitan sebagai bagian dari usaha manusia pada masa lalu agar dapat melakukan komunikasi dengan alam dan kekuatan yang sifatnya supranatural. Ada juga yang memperkirakan lukisan gua prasejarah pada awalnya adalah bentuk permohonan yang ditujukan kepada kekuatan yang mereka percayai dapat mengabulkannya (doa). Lukisan cap tangan pada dinding gua bagi Van Heekeren, itu berhubungan dengan sebuah ritual kelahiran, kematian dan juga menggambarkan sebuah perjalanan dari arwah yang tengah meraba-raba untuk menuju ke alam yang selanjutnya. Di samping itu, Lukisan cap tangan dapat juga dimaknai sebagai tanda berbelasungkawa atas kematian sanak saudara.

Salomon Reinach seorang arkeolog Prancis yang meneliti agama dan seni Palaeolitik. menawarkan sebuah konsep sympathetic magic, ritual menggunakan objek magis atau tindakan simbolis terkait dengan peristiwa atau orang yang lebih berpengaruh. Hunting magic, keyakinan tentang akan adanya kekuatan ketika berburu. Dan fertility magic, yaitu keyakinan tentang adanya sebuah kekuatan yang berkaitan dengan kesuburan. Lukisan gua dengan jenis kelamin wanitanya yang tegas, jika menggunakan konsep Sympathetic Magic dapat dihubungkan dengan konsepsi kesuburan yang menjadi harapan. Manusia pada masa lalu hingga sekarang senantiasa mencari cara untuk meningkatkan kesuburan, baik itu yang berhubungan dengan alam atau dalam hal keturunan. Kesuburan adalah sebuah makna umum yang menjadi indikator keberlangsungan hidup manusia di dunia.

Sementara itu Begeuen, menganalisis dari segi rites magic. Begeuen percaya bahwa lukisan-lukisan gua prasejarah itu mempunyai ikatan dengan ritual atau upacara yang berhubungan dengan dunia magis. Konsepsi rites magic ini mencoba menjelaskan bahwa manusia pada masa lalu senantiasa mengadakan upacara atau ritual yang berkaitan dengan kepercayaan atau keyakinan pada kekuatan yang dianggap menguasai semua hal yang berada di luar kemampuan mereka. Pada intinya, rites magic berusaha untuk menunjukan bahwa manusia pada masa lalu itu senantiasa berusaha menujukan bentuk-bentuk dari sebuah kepercayaannya dengan mengabadikan berbagai hal (http://www.wacananusantara.org/)